Jumat, 25 Maret 2016

KENYATAAN SEBENARNYA DAN KESAN SEPINTAS

Fellisia
14140110205

sumber foto : google

“Demi suatu kesan kadang kita menutupi kenyataan yang sebenarnya, demi suatu kesan cantik.” Sepenggal kalimat itulah yang membuat banyak individu berubah dalam memandang suatu hal. Hal-hal apa saja. Dari benda, kejadian, momen, hingga memandang manusia satu dengan yang lainnya. Tetapi mengapa individu bisa memandang dalam beberapa perspektif? Mungkin saja individu yang sedang di perha tikan tersebut memang dipandang seperti itu. Kita ambil contoh saja seperti ini, saya menggunakan make up saat saya ke kampus, hal ini tidak biasa saya lakukan. Saat teman saja dahlia memandang muka saya dengan make up, iapun langsung memberi kesan dan mengomentari penampilan make up saya hari ini. Hal ini memang sengaja saya lakukan untuk membuat kesan yang perbeda atau membuat beragam perspektif di pikirannya dahlia. 

Kesan kita juga memengaruhi penilaian. Hal ini tentu benar, karena kesan pertama yang kita lihat adalah kesan yang menempel erat di otak kita. Kesan tersebut belum kita sangkut pautkan terlebih dahulu dengan keterlibatan kita dengan orang yang lihat. kesan pertama ini adalah kesan dimana hanya kesan yang mata kita lihat fisiknya. Kita sebagai individu memiliki kecenderungan “sok tahu”. Menilai sesuai dengan apa yang kita lihat, buka apa yang kita alami. Kita memandang seseorang yang berpakaian lusuh dan gaya bicaranya yang amburadul, kita akan secara otomatis menganggap orang ini tidak berpendidikan atau tidak setara dengan kita.

Kesan pertama yang kita pandang terhadap seseorang akan tertanam begitu saja, sejauh kesan kita terhadapnya tidak berubah. Berbeda jika, kesan seseorang yang kita buat berubah, maka gambaran dibenak kita menegnai orang tersebut juga akan berubah. Persepsi tentangnya juga akan otomatis ikut berubah pula.

sumber foto : google

Dari sini, kita bisa beranggapan bahwa kesan adalah hal yang penting. Karena kesan yang kita rangkai berdasarkan, penglihatan sekilas. Kesan yang kita bingkai tergantung dari apa yang kita inginkan. Kesan yang baik, maupun kesan yang buruk. Jika kesan yang buruk kita buat, maka dari persepsi dan pandangan kita berubah. Bukan hanya itu saja, bisa jadi tingkah laku kita juga dalam memandangnya atau dalam berbicara dengannya juga akan berubah. Ada kecenderungan sikap “curiga” terhadap orrang yang kita beri kesan kurang baik.

Kesan yang kita bentuk dari penglihatan sekilas itu juga dapat menipu. Seperti yang dikatakan diatas, kesan itu kita buat dari apa yang kita lihat, bukan kita alami. Seperti contoh halaman rumah yang sangat bersih dan tertata rapih, saat sekilas kita melihatnya adalah suatu hal yang sangat indah. Padahal halaman tersebut baru saja dibersihkan, dan banyak sampah dan dedaunan yang menumpuk hingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Dari contoh tersebut, kita dapat mengerti bahwa kesan juga dapat mengaburkan pandangan kita terhadap suatu hal.

Maka dari itu, kesan juga belum tentu menggambarkan atau menceritakan kenyataan yang sebenarnya. Yang mau disampaikan dari rangkuman ini adalah kesan itu penting, tetapi jangan langsung puas dengan pesan yang kita rangkai. Lebih kritis kembali, mencoba mempertanyakan kembali apakah yang kita lihat sepintas itu seusai dengan kenyataan sebenanrnya. Apakah itu hanya bingkai yang kita bikin ? jika kita memahami kesan sebatas apa yang kita lihat, maka kesan itu juga tidak membantu kita sama sekali dalam melihat realita yang ada. Bahkan, realita tersebut akan berubah dengan realita yang kita rangkai sendiri dari kesan yang kita pahami.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar