Kezia Mariska- 14140110212
Review
Paper
Sumber foto: http://www.paulaewanich.com/blog/how-to-make-the-perfect-first-impression-according-to-science
Demi suatu kesan kadang kita
menutupi kenyataan yang sebenarnya. Demi kesan cantik, kita memakai make-up.
Demi kesan ramah, kita sering memasang senyum kepada orang. Kita selalu mencpba
memberikan gambaran dan kesan yang baik agar kita terlihat sesuai dengan yang
diharapkan.
Kesan mempengaruhi penilaian.
Kesan akan muncul ketika penampilan atau sikap yang ditunjukkan orang lain.
Kesan juga menentukan persepsi orang
dalam menilai dan menanggapi sesuatu. Sikap kita terhadap sesuatu pun ikut
terpengaruhi oleh kesan yang kita dapatkan.
Sebagai contoh, seseorang yang
baru kita kenal terlihat sangat rapi. Kesan yang baik kemudian akan muncul di
benak kita. Kesan menjadi gambaran tentang seseorang di dalam benak. Gambaran
tersebut kemudian akan tertanam, sejauh kesan kita padanya tidak berubah.
Permasalahan yang muncul adalah
kesan menjadi sesuatu yang lebih didasarkan pada segi penampilan atau visual
saja. Kesan muncul dari apa yang kita lihat secara sepintas. Karena hanya
sepintas, maka pengamatan kita sering tidak tepat. Penglihatan yang sepintas
belum bisa memberikan gambaran tentang kenyataan yang sebenarnya.
Kesan yang tertanam hanya yang
tampak pada saat itu saja. Tapi tentang apa yang tidak terlihat atau apa yang
ada di balik pemandangan sekilas tidak masuk dalam pertimbangan kesan kita.
Permasalahan lain muncul ketika
kesan yang kita dapatkan terlalu dipengaruhi dengan kepentingan. Kesan kita
akan suatu tampilan visual seringkali tergantung pada perasaan yang tumbuh pada
saat kita melihat penampilan itu. Kekaguman dan kebanggaan muncul tanpa
mempersoalkan kembali apakah data itu valid.
Kesan diperlukan untuk memberikan
suatu gambaran tertentu. Kesan baik akan menumbuhkan gambaran yang baik. Namun
siapa sangka? Kesan baik hanya dijadikan motif untuk bisa mendapatkan
keuntungan.
Kesan belum tentu menggambarkan
kenyataan. Kalau kita hanya berpegang teguh pada kesan, apalagi kesan sekilas,
dapat membuat pengamatan, persepsi, dan penilaian kita menjadi tidak tepat
karena tidak memahami kenyataan yang sebenarnya.
Pengenalan akan sesuatu tidak
bisa dimulai dengan “kepala kosong”, tanpa isi dan bayangan apa pun. Untuk itu,
terhadap sebuah kesan yang kita dapatkan pun harus perlu hati-hati dan bersikap
kritis. Jangan berhenti hanya pada kesan. Jangan puas hanya dengan dugaan.
Kesan yang kita punyai harus dihadapkan pada kenyataan sebenarnya.
Prinsip pertama yang perlu
dipegang adalah jangan terlalu percaya pada pengamatan visual yang kadang
bersifat palsu atau ‘bertopeng’. Prinsip kedua adalah keuletan dalam mencari dan
mengolah data dan fakta. Kedua prinsip tersebut nantinya akan membuahkan sikap
untuk bergerak berdasarkan kenyataan sebenarnya.
Sumber:
Fotokopi paper dengan judul “Kenyataan
Sebenarnya dan Kesan Sepintas”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar