Senin, 28 Maret 2016

ILMU PENGETAHUAN (BAGIAN 2)

HAKIKAT DAN OBJEK ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan sendiri sebenarnya memiliki pengertian yang hampir sama dengan epistemologi. Tidak ada pembedaan secara tegas antara epistemologi dengan ilmu pengetahuan. Kenyataannya di era posmo ini kita dapat melihat dengan jelas bahwa epistemologi tidak memiliki batasan- batasan yang jelas dalam kajiannya dan membuatnya berbeda dengan ilmu pengetahuan. Yang jelas hakikat dari ilmu pengetahuan adalah upaya untuk memecahkan masalah secara objektif yang merupakan sebuah kepastian.

PERSYARATAN ILMU PENGETAHUAN

Berikut adalah persyaratan ilmu pengetahuan menurut Van Melsen:

·         Metodis, artinya ilmu pengetahuan memiliki metode yang logis dan koheren sebagai dasar pembenaran teori- teorinya.

·         Sistematis, artinya ilmu pengetahuan memiliki sistem.

·         Universal, artinya pengetahuan dapat berlaku di mana saja dan kapan saja.
·         Objektif/ intersubjektif.

·         Progresif, artinya mengikuti perubahan yang terjadidi masyarakat.

·         Dapat digunakan dalam dunia nyata.

·         Tanpa pamrih.

Selain Van Melsen tokoh lainnya yang mengolongkan persyaratan pengetahuan sebagai ilmu adalah Robert Merton. Robert Merton adalah seorang sosiolog yang mengemukakan ciri- ciri metode ilmiah yang diterima luas, yakni mencakup lima nilai dasar:

·         Universalisme, artinya kebenaran suatu ilmu pengetahuan melampaui batas- batas individu, ruang, waktu, atau budaya.

·         Komunisme, artinya ilmu pengetahuan harus disebarluaskan kepada masyarakat sehingga tidak hanya kaum ilmuwan saja yang mengenal ilmu pengetahuan tapi seluruh lapisan masyarakat juga merasakan yang namanya ilmu pengetahuan.

·         Ketanpa-pamrihan, artinya pencarian ilmu pengetahuan memang dilandaskan untuk kepentingan umat manusia bukan untuk mencari keuntungan dan penghormatan saja.

·         Skeptisisme, sikap yang harus dimiliki seorang ilmuwan agar tidak cepat puas dengan ilmu pengetahuan yang sudah ada.  

·         Terorganisir, sikap yang dimiliki seorang ilmuwan agar ilmu pengetahuan terus berkembang.

Ciri- ciri ilmu pengetahuan di atas adalah peryaratan ilmu empiris- eksperimental atau dikenal sebagai ilmu positivistik. Para pakar post modern menentang adanya hal- hal dan penggolongan persyaratan ilmu pengetahuan dan menolak persyaratan- persyaratan tersebut.

EKSISTENSI ILMU PENGETAHUAN: METODE & SISTEM ILMU PENGETAHUAN

Metode- metode ilmiah didasarkan atas adanya asumsi- asumsi ilmiah yang dikelompokan oleh Soberg dan Nett dan berikut lima asumsi tersebut:

·         Ada peristiwa atau fenomena yang terjadi secara berulang kembali atau peristiwa yang mengikuti alur/ pola tertentu.

·         Ada keyakinan bahawa ilmu pengetahuan adalah lebih utama dari kebodohan.

·         Ada keyakinan bahwa pengalaman memberikan dasar yang dapat dipercaya bagi kebenaran ilmu pengetahuan.

·         Ada tatanan kausalitas dalam fenomena alam dan fenomena sosial dan manusia.

·         Ada asumsi yang berkaitan dengan peneliti, antara lain:

§  Dorongan untuk memperoleh pengetahuan sebagai alat memperbaiki kehidupan manusia.

§  Pengamat/ peneliti mampu menarik hakikat yang ada pada fenomena yang diteliti.

§  Masyarakat ilmiah mendukung  metode empiris sebagai dasar pencarian ilmu pengetahuan.

Berikut adalah struktur yang terbentuk dalam ilmu pengetahuan:

·         Objektivisme

·         Subjetivisme

·         Skeptisisme

·         Relativisme

·         Fenomenalisme

KEBENARAN ILMIAH DAN NON- ILMIAH

Ada 5 teori kebenaran dalam filsafat ilmu pengetahuan, berikut kelima teori kebenaran tersebut:
·         Teori kebenaran korespondensi
§  Teori ini menjelaskan bahwa satu teori dinyatakan benar jika sesuai dengan kenyataan (realita/ fakta).

·         Teori kebenaran koherensi
§  Teori ini menjelaskan bahwa kebenaran tercipta berdasarkan kesesuaian antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya.

·         Teori kebenaran pragmatis
§  Teori kebeneran pragmatis menekankan bahwa kebenaran didapatkan ketika teori itu dapat digunakan dan bermanfaat bagi manusia.

·         Teori kebenaran performatif
§  Teori ini menyatakan bahwa kebenaran didapatkan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh manusia.

·         Teori kebenaran paradigmatik
§  Teori ini menekankan bahwa satu teori akan dianggap benar bila mendapatkan dukungan dari banyak pihak yang mendukung keberadaan teori ini.

Kebenaran yang ilmiah dan non- ilmiah, memiliki satu perbedaan di mana ada sebuah kebenaran yang memang tidak perlu dibuktikan dengan angka atau pun teori. Hal ini dikarenakan kita sudah mengetahui kebenaran tersebut tanpa perlu diadakannya pembuktian.  (LK)

                                Livia Kristianti
14140110102


Sumber:
Lubis, Akhyar Yusuf. 2015. Filsafat Ilmu: Klasik Hingga Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar