Istilah filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni, philosophia dan philosophos yang berarti "orang yang cinta pada kebijaksanaan" atau "cinta pada pengetahuan".Pythagoras dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan istilah filsafat, ketika masyarakat Yunani menganggap dirinya cerdas dan bijaksana pada abad ke-6 SM. Ia hanya menjawab bahwa ia hanyalah pecinta dan pencari kebijaksanaan dan Tuhanlah yang memiliki kebijaksanaan atau pengetahuan tersebut.
Filsafat identik dengan cara/metode berpikir yang selalu mempertanyakan segala sesuatu secara kritis dan mendasar. Pertanyaan tersebut muncul dari rasa ingin tahu manusia (homo curiosus) terhadap dunia dan dirinya. Pertanyaan sehari - hari (sederhana) memberikan jawaban yang dikenal dengan pengetahuan eksistensial, sementara pertanyaan teknis yang mendalam menghasilkan jawaban yang disebut filsafat.
Filsafat juga sering disebut "tanda tanya", karena jawaban atas pertanyaan yang dikemukakan akan terus dicari secara terus menerus jawabannya. Maksud tanda tanya adalah, filsafat adalah sebagai upaya pencarian akan kebijaksanaan atau pencarian pengetahuan yang tidak pernah selesai.
Beberapa pengertian yang dapat digunakan untuk memahami apa itu filsafat :
1. Filsafat sebagai upaya spekulatif dalam menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas, Herbert Spencer, misalnya, menyatakan filsafat sebagai " a completely unfied knowledge".
2. Filsafat sebagai upaya untuk melukiskan hakikat realitas paling akhir serta paling dasar yang diakui sebagai satu hal yang nyata.
3. Filsafat sebagai upaya untuk menentukan batas - batas dan jangkauan pengetahuan, hakikat pengetahuan, keabsahan serta nilai - nilainya.
4. Filsafat sebagai hasil suatu penelitian kritis atas pengandaian - pengandaian dan pernyataan - pernyataan yang diajukan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan.
5. Filsafat sebagai disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita untuk menyatakan apa yang kita katakan dan mengatakan apa yang kita lihat.
Dari Mitos ke Logos
Filsafat di Yunani diawali dengan munculnya pemikiran yang mempertanyakan asal-mula alam (kosmologi). Ini muncul sebagai akibat ketidakpuasan atas penjelasan mitologis dalam menjelaskan asal-mula alam.Dahulu alam dianggap memiliki kekuatan (jiwa) yang disebut aima. Pandangan pra-logis ini disebut dengan hylozoisme. Penjelasan mitologi dirasakan tidak memenuhi tuntutan rasio atau logos. Sebab itu, para filsuf mencari jawaban yang lebih rasional sehingga lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Periodisasi Filsafat Barat
1. Periode Yunani (600 SM = 400 SM)
2. Periode Abad Pertengahan (400 – 1500 M)
3. Periode Modern
- Masa Renaisans (abad ke-14 hingga ke-17)
- Masa Pencerahan (abad ke-18)
4. Periode Postmodern atau Kontemporer à filsafat atau pemikiran yang berkembang sesudah atau mengatasi era Modern
Pemetaan Cabang Filsafat
1. Ontologi
à
cabang filsafat yang membahas atau membicarakan masalah “ada”/”realitas”
2. Epistemologi
à
cabang filsafat yang mengkaji mengenai hakikat pengetahuan atau dengan kata
lain epistemologi membahas persoalan – persoalan tentang manakah pengetahuan
itu berasal atau apakah sumber pengetahuan itu, bagaimanakah manusia mengetahui
dan pelbagai persoalan lainnya.
3. Aksiologi
à
cabang filsafat yang membahas tentang “nilai” (etika, estetika)
Filsafat, Ilmu
Pengetahuan dan Agama
Perbedaan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat kita
tengok atau terletak pada ciri berpikir (radikal dan komprehensif). Filsafat
mengkaji tentang manusia, sementara ilmu pengetahuan mengkaji manusia dari sisi
atau aspek tertentu.
Filsafat dan agama dapat kita lihat berdasarkan sumbernya.
Jika filsafat bersumber pada pengalaman dan rasio, maka agama bersumber dari
iman (wahyu Tuhan).
CIRI BERPIKIR
FILSAFAT
Berpikir filsafat menuntut kejelasan, keruntutan,
konsistensi, dan sistematika. Ciri berpikir konsisten maksudnya ialah berpikir
secara filsafat itu mestilah runtut (coherence)
atau konsisten antara satu gagasan dengan gagasan yang lain. Berpikir secara
filosofis itu adalah memberikan penjelasan tentang dunia, manusia, segala
sesuatu, tentang bagaimana cara manusia mengetahui. Sistematis maksudnya adalah
berpikir mengikuti aturan atau alur tertentu.
CARA BELAJAR FILSAFAT
Marx B. Woodhouse mengemukakan beberapa syarat untuk belajar
ber-filsafat :
1. Diperlukan empat sikap batin yang mendukung terjadinya
komunikasi secara efektif :
- keberanian untuk menguji secara kristis hal – hal yang
kita yakini
- kesedian untuk mengajukan hipotesis – hipotesis tentatif
dan untuk memberikan tanggapan awal terhadap suatu pernyataan filsafat
pertanyaan dan tanggapan yang terkadang kelihatan aneh sekalipun
- kesediaan untuk menempatkan tekad pencarian kebenaran di
atas kepuasan diri sendiri karena telah “menang” dalam suatu perdebatan atau
kekecewaan karena “kalah”
- kemampuan untuk memisahkan sikap/pandangan atau konflik
pribadi karena ketidakmampuan memisahkan hal yang “pribadi” ini akan membuat
kekabutan berpikir dan menghambat diskusi
2. Berfilsafat adalah keterampilan yang mesti dikembangkan
dalam praktik. Harus menggunakan berbagai metode secara sensitif dan tepat
3. Membaca karya – karya filsuf / ilmuwan besar dengan sikap
kritis.
4. Dalam berfilsafat/berpikir, hindarilah bersikap kekeuh dengan pendapat pribadi (karena
pendapat sendiri pun belum tentu .
5. Jangan mencampuradukan antara “argumen filosofis” dengan “praktik
psikologi”.
6. Filsafat memiliki dua sisi, yakni sisi kritis dan
kontruktif
7. Ketika mengkritik pendapat/ argumen orang
lain,usahakanlah terlebih dulu mempertimbangkan kekuatan kritik kita. Hati –
hatilah membuat pernyataan atau kesimpulan.
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
1. Membentuk kemandirian secara intelektual
2. Membangun sikap toleran terhadap sudut pandang
3. Membebaskan dari jeratan dogmatism
4. Membentuk seorang pembelajar untuk bepikir kritis
5. Selalu mempertanyakan asumsi-asumsi yang terdapat di dalam penjelasan
Nathania Clairine
14140110369
Tidak ada komentar:
Posting Komentar