Selasa, 31 Mei 2016

PRIVASI DALAM ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Pengertian privasi :
Menurut Day privasi adalah hak untuk dibiarkan atau hak untuk mengontrol publikasi yang tidak diinginkan tentang urusan personal seseorang. Privasi sebagai terminologi tidaklahbberasal dari akar budaya masyarakat indonesia. Hak atas privasi dapat diterjemahkan sebagai hak dari setiap orang untuk melindungi aspek-aspek pribadi di kehidupannya untuk dimasuki dan digunakan oleh orang lain.
Nilai privasi :
1. Memberikan kemampuan untuk menjaga informasi priibadi bersifat rahasia sebagai dasar pembentukan otonomi individu
2. Dapat melindungi dari cacian dan ejekan orang lain khususnya dalam masyarakat yang toleransinya masih rendah
3. Merupakan mekanisme untuk mengontrol reputasi seseorang
4. Merupakan perangkat bagi berlangsungnya interaksi sosial
5. Benteng dari kekuasaan pemerintah
Privasi sebagai nilai moral :
Wacana privasi sebagai etika mempunyai unsur pokok seperti kebebasan, tanggung jawab, hati nurani dan prinsip moral dasar.
Problematika privasi dalam media :
Media pers semata mencari sensasional dan tidak disadarinya telah merugikan publik. Kategori privasi lainnya adalah kelahiran, kematian, dan perkawinan yang pemberitaannya harus memperoleh izin subjek berita yang bersangkutan dari keluarganya. Ada jumlah dilema dalam praktik komunikasi untuk menerapkan prinsip privasi dalam konten media terutama menyangkut isu : penyakit menular, homoseksual, korban kejahatan seksual, bunuh diri, tersangka dibawah umur dan kamera rekaman tersembunyi.

MENGHADAPI KEKERASAN DALAM MEDIA

Kekerasan dapat di definisikan sebagai prinsip tindakan yang mendasarkan diri pada kekuatan untuk memaksa pihak lain tanpa persetujuan. Bentuknya fisik, verbal, moral, psikologis atau lewat gambar.
Aspek estetik kekerasan 
Ada tiga bentuk kekerasan estetik : horor regresif, horor transgresif, dan gambar simbol.
Bahaya kekerasan dalam media 
Bahaya kekerasan dalam media mempunyai alasannya yang kuat meskipun sering lebih mencerminkan bentuk ketakutan dari ancaman rill. Masalah representasi kekerasan dalam media berlangsung dalam segi tiga : produktor, penerima dan instansi regulasi.
Menentukan batas-batas kekerasan 
Kesulitan utama dalam regulasi adalau bagaimana menentukan batas-batas kekerasan dalam media yang masih bisa ditoleransi. Batasannya adalah harus bisa mempertimbangkan berbagai dimensinya, bisa menentukan sejauh mana batas tidak dapat dipresentasikan dilihat di dengar atau disentuh. Ada tiga bentuk kekerasan menurut Noel Nel yaitu : kekerasan dokumen, kekerasan fiksi, dan kekerasan simulasi.
Kekerasan dokumen 
Yaitu merupakan penampilan gambar kekerasan yang dipahami pemirsa dengan mata telanjang sebagai rekaman fakta kekerasan. Kekerasan dokumen tidak harus berbentuk gambar atau foto bisa juga tulisan.
Kekerasan Fiksi dan Kekerasan Simulasi.
Kekerasan yang dibeberkan dalam kisah fiksi bukannya tanpa meninggalkan bekas luka pada pemirsa atau pembacanya terutama pada anak bisa meninggalkan traumatisme dan perilaku agresif.
Kekerasan Simbolik dan Ketidakpedulian.
Ada 4 faktor yang menyebabkan banyak orang dewasa kurang perhatian terhadap masalah kekerasan media : pertama, ketidaktahuan orang dewasa akan budaya orang muda. Kedua, ada keyakinan kuat bahwa kehadiran orang dewasa bisa memperbaiki situasi, padahal sering sudah  terlambat. Ketiga, factor ideology menunjukan bahwa semua bentuk pembatasan atau pelanggaran akses orang muda akan dianggap sebagai reaksioner. Keempat, kesulitan pendampingaan kerena ketidakmampuan orang tua dalam hal waktu, pengetahuan, padegogi dan metode.

ETIKA KOMUNIKASI DAN MASALAH PORNOGRAFI.

Argument Penolakan Pornografi dan Etika Minimal.
Ada tiga alasan yang diekmukakan untuk menolak : pertama, mencegah perendahan martabat perempuan. Kedua, perlindungan terhadap orang muda dan anak-anak. Ketiga, mencegah sifat subversifnya yang cenderung menghancurkan tatanan nilai seksual keluarga dan masyarakat.
Hukum Represif, Perempuan menjadi korban.
Pornografi dianggap merendahkan nilai seksualitas perkawinan, kecenderungan media untuk menampilkan yang sensasional mempengaruhi insane media sehingga mudah tergoda mempresentasikan pornografi karena paling mudah memancing kehebihan.
Pornografi dan Erotisme.
Dalam erotisme yang lebih tampak adalah pengungkapan hasrat dari pada penonjolan tubuh yang telanjang. Semua erotisme selalu beresiko menjadi pornografi. Dalam erotisme gambar berkisah dalam waktu dan terbuka terhadap keberuan serta yang tidak teramalkan. Tekanan erotisme pada imajinasi dan sugesti bukan merupakan prinsip, namun bagain dari konsekuensi.
Paternalism Negara = Polisi Moral.
Sikap paternalistic Negara biasanya mengatasnamakan tujuan luhur. Pertama, menjaga keteraturan dan kepantasan public dengan melindungi anak” yang dianggap rentan kepada orang yang belum dewasa. Kdua, melindungi perempuan agar tidak diperlakukan sebagai objek. Ketiga, mencegah dan menghukum semua yang dikategorikan melanggar batas moral diluar pernikahan.
Legalisme vesus Toleransi.
Semangat toleransi perlu diwujudkan untuk melawan moralisme legal. Tindak represif hukum bisa dibenarkan bila dalam kerangka melindungi terhadap ekploitasi pihak yang masih rentan anak-anak dan anak muda.
Negara Mengontrol Semua dan Bahaya Diskriminasi Hukum.
Negara harus memikirkan kepentingan masyarakat dalam jangka panjang, yaitu perkembangannya individu anggota masyarakat. Masyarakat harus mengekang diri untuk tidak terlalu mudah membuat pelanggaran melalui hukum dalam rangka membungkam kritik.
Analogi Ekonomi dan Etika.
Bila analogi dihormati, setiap komponen bangsa bisa mengenali dirinya sebagai bagian yang membentuk identitas Negara. Persoalan yang dibidik sebetulnya adalah syarat masyarakat yang sehat agar setiap orang tumbuh berkembang.
Etika Komunikasi dan Multikultural.
Multicultural tidak hanya menentangpenyragaman dan mendorong penerimaan perbedaan, namun ada implikasi sosial politik. Pengalaman berbeda dalam pengalaman sejarah yang penuh dengan prasangka dan diskriminasi akan mengakibatkan ingatan dan perasaan yang tidak mudah dipahami oleh mereka yang berada diluar kelompok budayanya. Maka program multicultural diarahkan untik menumbuhkan pemahaman dan partisipasi kelompok lain agar tumbuh simpati dalam perjuangan mereka.

MEDIA, PELAYANAN PUBLIK , DAN LOGIKA POLITIK

Semua bentuk komuikasi memiliki tujuan untuk mendapatkan pengaruh melalui rekayasa. Rekayasa yang dimaksud adalah membangun citra rill sehingga tampak seperti rill. Nilai, gagasan dan opini sering tidak dibedakan dan dibuat sedemikian rupa sehingga diterima pendengarnya sebagai fakta.

Manipulasi dan Demagogi dalam Politik
Menurut Haryatmoko dalam bukunya yang berjudul Etika Komunikasi, rekayasa sebetulnya merupakan tindak kekerasan dan tekanan yang menghilangkan kebebasan dengan menggunakan strategi mengurangi kebebasan agar khalayaknya tidak mendiskusikan atau melawan apa yang diusulkan.
Demagogi adalah orang yang meminjamkan suaranya kepada rakyat . dalam hal ini yang sering menjadi demagog  adalah politisi. Demagog akan meyakinkan pendengarnya bahwa ia berpikir dan mewakili perasaan mereka. (contoh: Ruu KPK)

Menjamurnya Sarana Komunikasi
Media komunikasi politik saat ini mulai terpengaruh dengan terbentuknya system media yang beragam dan kompetitif. Sistem komunikasi politik ini pun sudah sangat berkembang karena adanya kemajuan teknologi informasi. Mudahnya mengakses informasi saat ini membuat masyarakat menjadi lebih kritis terhadap informasi yang ada. Saat ini juga banyak media yang menyuguhkan informasi tentang politik, tidak hanya dari berita pemerintah. 

Prinsip pelayanan publik
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai kegiatan atau pelayanan yang harus lepas dari kepentingan pribadi/pemiliknya dan harus dihindarkan dari tujuan untuk mencari keuntungan semata.
Menurut B. Libois, ada 3 prinsip pelayan public, yaitu :
1.      Kontinuitas
Maksudnya adalah pelayanan public harus tetap dijalankan meski  ada kendala seperti pemogokan atau masalah keuangan perusahaan.
2.      Kesetaraan
Hal ini memiliki arti bahwa tidak boleh ada unsur diskriminasi
3.      Adaptif
Hal ini berarti selalu mengikuti perkembangan kebutuhan social.
Adapun prinsip lain yang juga harus ada adalah netralitas, dalam hal ini adalah memperhitungkan pluralism opini, tema, dan sudut pandang dalam setiap acara.

Mengimbangi Kelemahan Prosedural dangan Meperbaiki Komunikasi
Dalam kondisi saat ini yang menuntut segala sesuatu serba cepat, seringkali membuat pemerintah mengambil keputusan dengan cepat pula dengan mengabaikan prosedur demokrasi. Dalam hal ini, media diharapkan mampu menjadi jembatan antara pemerintah dengan masyarakat dalam penyampaian tujuan, merumuskan kebijakan dan mengkoordinasi aktivitas, sehingga proses pengambilan keputusan melibatkan banyak pihak.

Persaingan dalam Mempengaruhi persepsi masyarakat.
Persaingan dalam mempengaruhi persepsi masyarakat antara pemerintah dengan pihak lainya sangat ketat. Pemerintah harus bersaing dengan kelompok kepentingan lain untuk mendapatkan akses ke media. 
Berbagai kelompok penekan dan upaya advokasi tidak lagi mengandalkan pada lobi pemerintah, parlemen atau partai untuk mewujudkan aspirasi mereka. mereka telah menyadari bahwa menggunakan media jauh lebih efektif dalam memperjuangkan asirasi mereka. dan hal ini terbukti benar dan memaksa pemerintah untuk merespon.

Etika Komunikasi dalam situasi konflik
Para wartawan dan redaksi dihadapkan pada suatu konflik baik internal maupun eksternal ketegangan bisa terjadi  antara tim managemen dan tim redaksi. Selain itu mereka juga mendapatkan tekanan dariberbagai institusi  dan organisasi  yang merasa terancam dengan sikap kritis pers atau media.  Oleh sebab Etika sangat diperlukan dalam sebuah situasi konflik atau situasi yang membuat kita dilema. 
Yang paling penting adalah media harus berpihak pada korban. Ketika mereka harus berpihak pada korban, mereka juga harus berpegang pada integritas moral dan sikap kritis agar tidak modah tergoda dengan berbagai bentuk kecurangan seperti penyuapan. Identitas korban pun seharusnya dirahasiakan dan tidak disebarkan secara sembarangan.  Prinsip yang lain yang harus ada adalah keadilan dan kebenaran.

PENGERTIAN KONFLIK
Robbins (1996), dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah sebuah interaksi yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh  positif maupun negatif.

KEPENTINGAN, TEKANAN EKONOMI, DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

A.    Tekanan Ekonomi dan Tanggung Jawab Sosial
Tekanan ekonomi mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Louis Alvin Day dalam bukunya “Ethics in Communication” mengatakan bahwa tekanan ekonomi memang menjadi salah satu motivator terbesar dalam proses kerja media. Sehingga, jika telah ditekan oleh status ekonomi yang rendah, media rentan untuk berperilaku tidak etis. Menurut Mufid, ada 3 sumber tekanan ekonomi :
1.      Pendukung finansial, investor, pemilik, pemasang iklan, dan pelanggan
Contoh: TVOne yang sahamnya dimiliki oleh Aburizal Bakrie
2.      Para pesaing
Contoh: Trans7 bersaing dengan MnCTV untuk program-program yang menghibur
3.      Masyarakat/publik secara umum
Contoh: tuntutan dari masyarakat.
Institusi media pada dasarnya mempunyai hak untuk mencari keuntungan dan kekayaan, tetapi karena pertumbuhan pasar yang semakin bersaing, menjadikan institusi media sebagai ekspansi bisnis, keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan keuntungan komersil, mengorbankan moral.
Idealisme jurnalistik ada kalanya dikalahkan oleh kekuasaan keuangan. Manajemen media sudah dirasuki teori-teori Marketing, yang mana membuat keputusan mereka berdasarkan komersial dan meletakkan ideologi jurnalistik sebagai paling bawah.

B.     Neoliberalisme sebagai kekuatan ekonomi baru
Model  yang mendasari semua tindakan dan relasi antar manusia, baik itu persahabatan, keluarga, hukum, tata-negara, maupun hubungan internasional merupakan gagasan neoliberalisme. Aktivitas komunikasi didasari oleh entitas ekonomi yang berujung pada hubungan untung-rugi. Dengan demikian, komunikasi pada dasarnya adalah proses “berekonomi”.
Otoritas regulatif suatu pemerintahan memang menyurut karena manusia ekonomi dalam neliberalisme mensyaratkan pelimpahan otoritas regulatif dari tangan negara ke tangan individu. Individu yang dimaksud bukan hanya perorangan, tetapi juga organisasi-organisasi.
Hidayat (2003: 2), mencatat bahwa keseluruhan transformasi yang berlangsung dalam sector media di Tanah Air, pada hakikatnya mencerminkan suatu peralihan dari state regulation menuju market regulation, di mana operasi dari institusi media tidak lagi didasarkan atas intervensi negara tetapi pada suatu bentuk mekanisme pasar dan ditentukan oleh kekuatan-kekuatan pasar. Rezim capital mendasarkan diri pada kaidah rasionalitas produksi-konsumsi dan keuntungan serta logika M-C-M (Money-Commodities-More Money) telah menciptakan struktur pasar yang ‘membungkam’ media yang tidak mematuhi kaidah-kaidah pasar. Akhirnya terciptalah sebuah dogma, menurut Mufid (12312312), yang akhirnya diyakini oleh para pemilik modal sector industri media, manajer media, ataupun bahkan jurnalis media serta berbagai konsumen media sendiri.

C.    Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab, menurut filsafat, adalah kemampuan manusia yang menyadari bahwa seluruh tindakan selalu mempunya konsenkuensi. Tanggung jawab memiliki batasan dari kebebasan yang dimiliki manusia, tanpa mengurasi kebebasan itu sendiri (kecuali kebebasan orang lain). Maka, demi kebaikan bersama, pelaksanaan kebebasan manusia harus mmemperhatikan kelompok sosial di mana ia berada. Kelompok sosial pada umumnya adalah sukumpulan orang yang secara sosial teratur, mudah diamati dan memiliki struktur yang relatif jelas. Adapun pula kelompok sosial yang tidak teratur, sulit diamati struktur dan sifatnya (kerumunan dan publik).

D.    Isu Ekonomi Dalam Media Massa
Ekonomi merupakan ilmu yang menelaah kekuatan atau kemampuan yang mengalokasikan sumber untuk memenuhi kebutuhan yang dipersaingkann
Dalam perkembangan media massa, turut juga dipengaruhi oleh masalah produksi dan distribusi massal. Menurut Straubhaard dan LaRose dalam buku Media Now (2002), ada beberapa tipe masayakat ekonomi pembentuk media massa, antara lain :
a.       Masyarakat pertanian di mana produksi dan distribusi ditandai dengan dinamika produksi dan distribusi yang bersifat lokal dan kedaerahan
b.      Masyarakat industri yang ditandai dengan standarisasi dan pengolahan produksi dan distribusi massal
c.       Masyarakat informasi yang ditandai internasionalisasi dan komersialisasi informasi yang ada 
Pada dasarnya, media massa mengikuti model ekonomi industrial yang ditandai dengan akselerasi banyaknya media dan hasil-hasilnya untuk mendapatkan biaya yang murah untuk produksinya, dan ketika produksi semakin besar, diharapkan perkembangan pembeli dan cakupan daerah yang dapat membelinya.
            Dalam perkembangan selanjutnya, media massa juga tidak dapat dipisahkan dengan hukum persaingan karena industri media massa yang didirikan tidak lagi sebagai pemain tunggal. Persaingan tidak dilihat sebagai hal negatif tapi harus dipahami sebagai hal yang membangun baik dari segi produksi dan distribusi media massa itu sendiri. Di iklim ekonomi, tidak menutup kemungkinan terjadinya monopoli, yang diperlukan karena persaingan yang keras dan membutuhkan pemain yang kuat. Hal ini juga dapat mengakibatkan kepemilikan media massa.
             Kepemilikan media massa juga mempunya kelemahan, yakni melemahkan peran dan fungsi sosial media massa itu sendiri, dalam hal ini melemahkan proses diversitas informasi yang diperlukan masyakarat. Banyak motif ekonomi yang akan muncul, tapi tetap paling utama adalah motif keuntungan (tujuannya antara lain kegiatan operasional, pembiayaan, dll). Motif keuntungan inilah yang sering bertabrakan dengan masalah kepentingan public yang juga dipegang oleh media massa.

E.     Isu Moral Versus Kepentingan Ekonomi
Perkembangan media massa tak terelakan ketika terjadi perubahan dramatis dalam teknologi komunikasi. Konsekuensi logis dari usaha untuk mengembangkan media adalah kebutuhan modal yang lebih besar. Tekanan ekonomi memang sudah mejadi alasan utama untuk semua orang bebas melakukan sesuatu. Media massa pun juga sama, yang pada awalnya berfungsi menyampaikan informasi yang besar dan akurat tanpa ada pengaruh atau tekanan oleh siapapun, namun saat ini media menjadi sebuah sarana untuk para pengusaha memperluas jangkauan pasarnya.
            Hasilnya, semua tayangan media dijadikan pasar yang memperlihatkan semua produk dari pemasang iklan dan sponsor-sponsor acara, yang mendorong pemirsa menjadi konsumtif. Hal lainnya, tayangan yang memperoleh rating tertinggi menjadi tayangan yang mengakibatkan perilaku antisosial dan jelas bertentangan dengan nilai-nilai etis yang berlaku. Saat terjadi dilema antara rasa tanggung jawab sosial dan tekanan ekonomi muncul, maka nilai-nilai etis dengan sendirinya akan luntur dengan kekuasaan tekanan ekonomi.
            Dalam konteks ekonomi-politik media, terdapat tiga tolak ukur sistem sosial politik yang demokratis :
1.      Peniadaan ketimpangan sosial dalam masyarakat
2.      Pembentukan kesadaran bersama tentang pentingnya mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
3.      Demokrasi membutuhkan sistem komunikasi politik yang efektif 
Menurut Mosco (1996; 30) ada tiga entry konsep dalam ekonomi-politik media yang menarik untuk dikaji, yaitu komodifikasi, spasisalisasi, dan strukturisasi. Komodifikasi adalah proses pengambilan barang/jasa yang bernilai dalam pemakaiannya, dan mengubahnya dengan komoditi yang bernilai pada apa yang dapat dihasilkan pasar.
            Mosco (1996; 141-245) mengidentifikasi empat bentuk komodifikasi:
1.      Komodifikasi isi
2.      Komodifikasi khalayak
3.      Komodifikasi cybernets
4.      Komodifikasi tenaga kerja
Spasisalisasi, proses mengatasi perbedan ruang dan waktu ddalam kehidupan sosial. Sedangkan, strukturisasi adalah menyatukan gagasan dan agensi, proses dan praktis sosial.

F.     Pengaruh Iklan Dalam Praktik Komunikasi 
Tekanan ekonomi yang timbul akibat dampak dari pengaruh iklan dapat dilihat sedikitnya di tiga area:
1.      Jumlah dari materi komersil yang dapat menentukan lamanya iklan tersebut bukan saat waktunya iklan, namun saat berita dan iklan.
2.      Pemotongan anggaran untuk iklan dari pada klien yang disebabkan oleh resei ekonomi, atau pengalokasian dana iklan dari satu media ke media lainnya sangat memepengaruhi perekonomian suatu institusi media.
3.      Pesan-pesan komersial akan mempengaruhi isi dari pesan yang bukan komersial dan otomatis juga memberi tekanan pada pemilik media.

KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Kebebasan.

Pengalaman Tentang Kebebasan.
Dalam hidup setiap orang kebebasan adalah suatu unsur hakiki. Kita smua mengalami kebebasan justru karena kita manusia. Salah satu tugas pokok filsafat ialah secara krotis merefleksikan serta menjalankan apa yang kita alami secara spontan karena kebebasan merupakan unsur penting dalam pengalaman kita sebagai manusia, maka kebebasan itu menjadi salah satu tema filsagat yang khas.
Beberapa Arti Kebebasan.
Kebebasan sosial politik bukannya sesuatu yang selalu sudah ada melainkan sebagian besar merupakan produk perkembangn sejarah.
Kebebasan Rakyat Versus Kekuasaan Absolut.
Pembahasan singkat mengenai kebebasan sosial politik menurut bentuk pertama ini dapat diakhiri dengan menambah dua catatan. Gagasan yang melatarbelakangi kebebasan soaial politik dalam bentuk ini pada dasarnya bersifat etis.
Kemerdekaan versus Kolonialisme.
Kebebasan sosial politik menurut bentuk kedua direalisasikan dalam proses dekolonisasi yang dizaman kita sekarang sudah kira kira rampung. Disini perlu ditekankan bahwa ide dibelakang proses dekolonisasi itu bersifat etis.
Anatomi Kebebasan Individual.
Kebebasan dalam arti sosial politik berkaitan etat dengan etika. Namun demikian, kebebasan sosial politik disini tidak akan digarap lebih lanjut
Kesewenang-wenangan.
Kadang kebebasan dimengerti sebagai kesewenang-wenangan. Kebebasan dalam arti kesewenang-wenangan sebenarnya tidak pantas disebut kebebasan.
Kebebasan Fisik.
Arti kebebasan berikut adalah kebebasan fisik. Biarpun kebebasan fisik belum terwujid kebebasan yang sebenarnya, namun kebebasan ini patut dinilai poaitif.
Kebebasan Yuridis.
Sebenarnya kebabasan yuridis disini merupakan sebuah aspek dari hak manusia, dan kebabasan ini menandai situasi kita sebagai manusia. Kebabasan manusiawi tidak menciptakan seperti halnya dengan kebebasan tuhan,dasarnya bisa hukum kodrat atau hukum positif. Karena itu kita membedakan kebebasan yuridis yang didasarkan pada hukum kodrat dan kebebasan yuridis yang didasarkan pada hukum positif.
Kebebasan Psikologis.
Jika manusia bertindak bebas itu artinya apa yang diperbuatnya dan apa sebabnya diperbuatnya. Walaupun kebebasan psikologis selalu disertai kemungkinan untuk memilih dan tidak ada kebebasan kalau tidak ada hakikat untuk memilih, namun pemilihan tidak merupakan hakikat psikologis. Yang menjadi hakikatnya adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri.
Kebebasan Moral.
Kebebasan moral berkaitan dengan kebebasan psikologis, kebebasan moral mengandaikan kebebasan psikologis. Sehingga tanpa kebebasan psikologis tidak mungkin terdapat kebebasan moral.
Kebebasan Eksistensial.
Kebebasan ini adalah bentuk kebebasan tertinggi, tentu saja manusia tidak memiliki kebebasan ini tanpa kebebasan dalam arti lain khususnya kehendak bebas. Kebebasan ini jarang sekali direalisasikan dengan sempurna, terutama merupakan suatu ideal yang bisa memberi arah dan makna kepda kehidupan manusia.

Beberapa Masalah Mengenai Kebebasan.

Kebebasan negative dan positif.
Kebebasan bisa dimengerti sebagai “kebebasan dari” dan “kebebasan untuk”, secara spontan kebebasan dimengerti sebagai “terlepas dari tekanan atau paksaaan”.
Batas-Batas kebebasan.
Kebebasan merupakan suatu komponen kehidupan setiap manusia, justru karena kita manusia. Dalam optimismenya tentang kebebasan Sartre berpendapat bahwa tidak ada batas lain untuk kebebasan dari pada batas-batas yang ditentukan oleh manusia sendiri.
Faktor-Faktor dari dalam.
Kebebasan dibatasi oleh factor dalam baik fisik maupun psikis, perbedaan tinggi pendek, kuat atau lemah.  Factor dari dalam seperrti lingkungan, asupan makanan, tempat tinggal dll.
Kebebasan Orang Lain.
Kebebasan dibatasi oleh orang lain, semua gerak gerik dibatasi oleh teman manusia.
Generasi-Generasi Mendatang.
Kebebasan dalam menguasai dan mengekploitasi alam dibatasi sampai titik tertentu sehingga alam bisa menjadi dasar hidup bagi generasi mendatang.
Kebebasan dan Determinisme.
Dimaksudnya disini suatu sifat yang menandai alam, kejadian dalam alam berkaitan satu sama lain. dalam batasan tertentu ilmu manusia memang bisa merumuskan hukum dan akibatnya juga membuat ramalan.

Tanggung Jawab.

Bertanggung jawab berarti dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan yang dilakukan. Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah laku.
Tanggung Jawab dan Kebebasan.
Orang yang tidak menjadi penyebab dari suatu akibat tidak bertangung jawab juga, tanggung jawab bisa langsung atau tidak lngsung. Tanggung jawab retrospektif adalah tanggung jawab atas perbuatan yang telah berlangsung dan segala konsekuensinya.
Tingkat-Tingkat Tanggung Jawab.
Jika tidak ada kebebasan tidak ada tanggung jawab tapi karena kebebasan bisa kurang atau lebih, demikian juga tanggung jawab ada tingkatannya. Tentang perbuatan sejenis yang dilakukan oleh beberapa orang, bisa saja bahwa satu orang lebih bertanggung jawab dari pada orang lain.

Media, Pelayanan Publik dan Logika Politik: TanggungaJawab Sosial dan Tekanan Ekonomi

Definisi pelayanan publik ialah “semua kegiatan yang pemenuhannya harus dijamin , diatur , dan diawasi oleh pemerintah karena pemenuhannya di perlukan untuk perwujudan dan perkembangan kesaling tergantungan sosial , dan pada hakikatnya , pewujudannya sulit terlaksana tanpa campur tangan kekuatan pemerintah” . Dalam definisi itu , terkandung gagasan untuk meningkatkan solidartitas sosial oleh negera , memerangi egoisme yang tidak rasional untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sosial dalam rangka pencapaian tujuan kolektif individu .

Prinsip Pelayanan Publik

  1. Kontinuitas: Pelayanan tetap dijalankan (setidaknya pelayanan minimum) meski harus berhadapan dengan hak pekerja untuk mogok atau kepentingan keuangan perusahaan.
  2. Kesetaraan: Tiadanya diskriminasi dalam hal ini atau yang mengisi hanya atas dasar identitas dan universalitas dalam mendefinisikan yang masuk kategori publik dan zona geografis.
  3. Adaptif: Selalu mengikuti perkembangan kebutuhan sosial, bahkan mungkin harus meninggalkan kegiatan tertentu bila dapat dijamin dan secara sosial bisa diterima oleh pelaku lain.

Tekanan ekonomi dan Tanggung Jawab Sosial Media:

Sumber tekanan ekonomi:

  1. Pendukung finansial, investor, pemilik,pemasang iklan dan pelanggan.
  2. Para pesaing.
  3. Masyarakat/publik secara umum.

Tekanan ekonomi memang sudah menjadi alasan utama untuk semua orang bebas melakukan sesuatu. Tidak terlepas dari sebuah instuisi media, yang pada awalnya menyampaikan informasi yang benar dan akurat tanpa ada pengaruh atau tekanan oleh sesuatu apapun. Media adalah sesuatu yang unik karena  bisnis mereka mengambil keuntungan tidak langsung dari konsumen tetapi langsung dari pemasang iklan. Produk media adalah berita, informasi dan juga hiburan. Produk tersebut telah  memberikan suatu output yang berbeda dengan industri lainnya.

Dalam konteks ekonomi politikmedia, terdapat 3 tolak ukur sistem sosial politik, yaitu:

  1. Peniadaan ketimpangan sosial dalam masyarakat.
  2. Pembentukan kesadaran bersama tentang pentingnya kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.
  3. Demokrasi membutuhkan sistem komunikasi politik yang efektif.

Privasi dan Kerahasiaan/Konfidentialitas dalam Etika Komunikasidan Kepntingan Umum

  • Pengertian Privasi dan Konfidensialitas
  • Konfidensialitas adalah sebuah status atau keadaan dimana hal-hal tertentu menjadi tertutup bagi pihak-pihak yang tidak seharusnya memiliki akses dan meliputi semua hal yang bersifat lisan maupun tulisan mengenai suatu hal yang terjadi sebelumnya ataupun yang yang direncanakan.
  • Privasi sebagai hak untuk dibiarkan atau untuk mengontrol publikasi yang tidak diinginkan tentang urusan personal seseorang. (Menurut Louis Alvin Day dalambukunya “Ethics in Media Communication”)
    Ada 5 hal yang menjadi alasan mengapa konfidensialitas merupakan nilai yang harus dijaga :
  • Kemampuan untuk menyimpan rahasia merupakan perwujudan otonomi individu
  • Setiap orang butuh ruang pribadi. Konfidensialitas mewujudkan ruang pribadi.
  • Konfidensialitas menumbuhkan rasa saling mempercayai.
  • Konfisedsialitas penting untuk mencegah tindakan menyakiti orang lain.
    Konfidensialitas merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan kelompok sosial.
    Problematika Privasi dan Konfidensialitas

  • Konfidensialitas dapat dilanggar, kecuali dalam praktik jurnalisme.
  • Pers atas alasan apapun tidak boleh melanggar konfidensialitas.
  • Hal ini akan menjatuhkan kredibilitas media
  • Khusus untuk wartawan, jika Ia memegang konfidensialitas maka apa yang dipublikasikan menjadi tanggung jawab wartawan tersebut.
  • Walaupun kemudian terkena sanksi maka hal tersebut merupakan resiko dari sebuah profesi.

Manipulasi media dan kesadaranpalsu, PornografidanKekearasan, serta Propaganda dama media pers

Arti pornografi secara etimologis dalam Bahasa Yunani yaitu “porne” dan “grapos”. Pornografi berarti penggambaran tingkah laku secara erotis melalui  lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi. Dalam kehidupan sehati-hari, pornografi seringkali dikaitkan dengan seks, cabul, bagian tubuh terhalang untuk dipertontonkan, dan segala bentuk aksi yang memicu seseorang untuk terangsang. RUU pornografi juga mengeluarkan definisi pornografi yaitu materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, dan bentuk pesan komunikasi lainnya. Pengertian erotisme adalah kemampuan manusia untuk mengalami dan menyadari hasrat dan dorongan seksual, orgasme serta hal lain yang menyenangkan dari seks.

         Media massa merupakan hal yang berperan penting dalam membentuk opini publik dan menyampaikan pesan, berperan sebagai jendela atas peristiwa dan pengalaman, cermin atas segala yang terjadi di dunia, juga berperan dalam menyeleksi peristiwa apa yang diberi perhatian dan peristiwa apa yang tidak. Selain itu media masa juga menggambarkan masyrakat dengan kelebihan dan kekurangannya, dan berfungsi pula sebagai forum tukar pikiran, serta informasi.

Konsep-konsep pornografi terdiri dari lima, yaitu:
1.     Pornografi
2.     Pornoteks
3.     Pornosuara
4.     Pornoaksi
5.     Pornomedia

Konsep-konsep di atas saling berhubungan antara satu sama lain dan menciptakan karakter media, sehingga muncul istilah pornomedia.

        Dalam media massa, terdapat pula beberapa bentuk kekerasan. Kekerasan itu bisa berupa publikasi cetak dan juga tayangan fisik. Untuk menyikapi kekerasan yang disajikan oleh media, dapat melalui dua hal. Pertama, dipandang berguna sebagai outlet bagi naluri kekerasan manusia. Kedua, media massa dipandang menumbuhkan norma kultural yang menempatkan tindak kekerasan sebagai pola perilaku yang diterima.

          Propaganda atau upaya yang disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda, seringkali terjadi di media. Media massa merupakan alat propaganda yang paling efektif dan selalu digunakan oleh pemerintah serta elit politik. Propaganda sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan perpolitikan. Sejak zaman orde baru, propaganda sudah sering dilakukan.

Manipulasi Media dan Kesadaran palsu, Pornografi dan Kekerasan, serta Propaganda dalam Media/Pers

Fadillah Satrio Pradhana - 14140110462

Manipulasi
Media memanipulasi lewat iklan. Iklan membuat suatu perspektif audience. Dalam politik, yang dijual adalah calon atau kandidat politik. Iklan-iklan lebih condong ke citra, bukan lebih ke visi misinya. Pada kampanye politik, banyak pesan-pesan yang sengaja dibuat ambigu, akibatnya masyarakat menginterpretasikan secara berbeda-beda.

Di era globalisasi dan moderninasi peluang untuk memanipulasi informasi secara teknologis semakin besar pada televisi. Dilakukan pada 4 hal berikut:

1.      Teknik penyuntingan
Contoh : iklan kampanye Nixon pada 1968, dia menggambarkan pesaingnya yaitu Hubert humprey sedang tertawa terbahak-bahak dengan latar belakang perang Vietnam.
2.      Teknik efek khusus
Contoh : saat kampanye Eisenhower yang pertama itu studio walt Disney memproduksi animasi yang dijuluki iklan I like ike dengan iringan music yang memikat.
3.      Dramatisasi melalui pencitraan visual
Contoh :iklan kampanye nelson rockfeller, protagonis boneka-boneka ikan.

4.      Teknik memanipulasi gambar melalui komputer

Media massa sering kali menjadi perang penting dalam membentuk opini publik dan berguna untuk menyampaikan pesan. Media masa juga menggambarkan masyarakat dengan kelebihan dan kekurangannya. Media juga berperan sebagai jendela atas peristiwa dan pengalaman. Cermin atas segala yang terjadi di dunia. Filter yang menyeleksi peristiwa apa yang diberi perhatian dan peristiwa apa yang tidak. Pelaku sekaligus penerjemah bagi masyarakat. forum tukar pikiram informasi dan ide partner komunikasi masyrakat.

Bentuk kekerasan dalam media massa bisa berupa publikasi cetak dan tayangan fisik yaitu verbal oleh media (tulisan), ucapan yang berbau kekerasan (kata-kata kasar, rekonstruksi kekerasan yang dipertontonkan di televisi, dapat juga suara kekerasan yang disiarkan di radio, atau dibaca melalui media cetak)

Secara etimologis, pornografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “porne” dan “grapos”. Pornografi sendiri berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi. Namun dalam kehidupan sehati-hari pornografi sering dikaitkan dengan seks, cabul, bagian tubuh terhalang untuk dipertontonkan dan segala bentuk aksi yang membuat pendengar terangsang

Dalam media sering kali terjadi propaganda. Prpoganda sendiri adalah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda. Media massa merupakan alat propaganda yang paling efektif dan selalu digunakan oleh pemerintah dan elit politik. Propaganda sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan perpolitikan media massa. Sejak era orde baru (Soeharto) propaganda ini sering dilakukan.

Contoh : Propaganda keberhasilan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dalam berbagai kegiatan yang semata-mata hanya untuk membodohi dan mencuci otak rakyatnya.