Senin, 28 Maret 2016

Epistemologi



Bab 2
Epistemologi
Review Buku Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer – Dr. Akhyar Yusuf Lubis

Oleh: Adrian Renardi – 14140110108

            Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme, yang berarti pengetahuan (knowledge) dan logos yang berarti ilmu. Menurut arti katanya, epistemologi ialah ilmu yang membahas masalah-masalah pengetahuan. Epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu. Epistemologi sam adengan teori pengetahuan atau theory of knowledge. Secara terminologis, epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas sifat dasar, sumber, dan validitas pengetahuan.

            Plato dan Aristoteles memiliki pandagan yang berbeda terkait sumber pengetahuan yang dijadikan dasar epistemologi. Plato berpandangan bahwa sumber pengetahuan itu adalah rasio. Ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan bersumber dari akal manusia yang rasional. Sementara Aristoteles berpandangan lain dari gurunya, Plato. Baginya, sumber pengetahuan adalah pengalaman manusia. Ilmu pengetahuan harus didasarkan kebenaran yang dapat dibuktikan. Hal tersebut berkembang menjadi aliran positivisme yang dapat membedakan antara ilmu dan non-ilmu.

            Menurut epistemologi barat, dua pandangan filosofis yakni rasionalisme dan empirisme sama-sama merupakan aliran yang paling banyak diterima sebagai sumber pengetahuan. Akan tetapi menurut Bertrand Russell, justru terdapat dua aspek yang dapat membedakan pengetahuan. Pertama, pengetahuan melalui pengalaman (dari data indrawi, memori, keadaan internal, diri sendiri) dan kedua, pengetahuan melalui deskripsi (orang lain, benda-benda fisik, dsb.). Berbeda dengan Honderich yang mengemukakan bahwa rasionalisme dan empirisme termasuk dalam sumber pengetahuan. Adapun John Hospers yang mengatakan bahwa sumber pengetahuan itu berasal dari enam sumber yang terdiri dari pengalaman indrawi, akal budi, otoritas, intuisi, wahyu, dan keyakinan.
           
            Terdapat beberapa model penalaran antara lain induksi, deduksi, abduksi, dan dialektika. Induksi adalah proses penalaran atau penarikan kesimpulan dengan mempertimbangkan benar atau salahnya tesis dari pengalaman manusia. Deduksi, proses penalaran yang bertolak dari generalisasi yang kemudian dirumuskan menjadi kesimpulan khusus. Abduksi, bentuk pembuktian berdasarkan silogisme yang merupakan satu model penalaran ilmiah sedangkan dialektika menggunakan dialog.
           
            Struktur pengetahuan membahas bagaimana hubungan antara ilmuwan dengan sense atau data atau hal sekaligus objek yang diketahui. Hubungan tersebut tergamabar dalam beberapa pandangan. Objektivisme, sebuah pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan -dari soal sederhana sampai dengan teori yang komplek-  mempunyai sifat dan ciri yang melampaui keyakinan dan kesadaran individu yang merancang dan memikirkannya. Subjektivisme, pandangan yang menekankan unsur atau dimensi subjek dalam menghasilkan pengetahuan. Manusia akan memberikan sedikit gambaran mengenai “subjektif”. Subjektif berarti apa yang  berasal dari pikiran, bukan dari sumber-sumber objektif,  hanya individual yang tahu.

            Maritain menyatakan bahwa mempelajari epistemologi itu penting dalam menjawab pertanyaan manusia yang tidak pernah terjawab. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu aspek yang mendasari kita mempelajari epistemologi karena aspek tersebut merupakan kekuatan penggerak sosial masa depan. Epistemologi juga membantu manusia dalam memahami berbagai bentuk pengetahuan dan kekuatannya. Manusia akan lebih menemukan siapa dirinya dan apa yang tertanam dalam dirinya. Untuk  bidang pendidikan, epistemologi memudahkan kita dalam memahami asumsi dasar ilmu pengetahuan dan kelebihan kekurangan metode ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar