Bab 2
Epistemologi
Epistemologi
Review Buku
Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer – Dr. Akhyar Yusuf Lubis
Oleh:
Adrian Renardi – 14140110108
Epistemologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme, yang berarti pengetahuan
(knowledge) dan logos yang berarti ilmu. Menurut arti katanya, epistemologi
ialah ilmu yang membahas masalah-masalah pengetahuan. Epistemologi adalah teori
atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya
yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah
berlakunya pengetahuan itu. Epistemologi sam adengan teori pengetahuan atau theory of knowledge. Secara
terminologis, epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas sifat dasar,
sumber, dan validitas pengetahuan.
Plato dan Aristoteles
memiliki pandagan yang berbeda terkait sumber pengetahuan yang dijadikan dasar
epistemologi. Plato berpandangan bahwa sumber pengetahuan itu adalah rasio.
Ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan bersumber dari akal manusia
yang rasional. Sementara Aristoteles berpandangan lain dari gurunya, Plato.
Baginya, sumber pengetahuan adalah pengalaman manusia. Ilmu pengetahuan harus
didasarkan kebenaran yang dapat dibuktikan. Hal tersebut berkembang menjadi
aliran positivisme yang dapat membedakan antara ilmu dan non-ilmu.
Menurut epistemologi
barat, dua pandangan filosofis yakni rasionalisme dan empirisme sama-sama
merupakan aliran yang paling banyak diterima sebagai sumber pengetahuan. Akan
tetapi menurut Bertrand Russell, justru terdapat dua aspek yang dapat
membedakan pengetahuan. Pertama, pengetahuan melalui pengalaman (dari data
indrawi, memori, keadaan internal, diri sendiri) dan kedua, pengetahuan melalui
deskripsi (orang lain, benda-benda fisik, dsb.). Berbeda dengan Honderich yang
mengemukakan bahwa rasionalisme dan empirisme termasuk dalam sumber
pengetahuan. Adapun John Hospers yang mengatakan bahwa sumber pengetahuan itu
berasal dari enam sumber yang terdiri dari pengalaman indrawi, akal budi,
otoritas, intuisi, wahyu, dan keyakinan.
Terdapat beberapa model
penalaran antara lain induksi, deduksi, abduksi, dan dialektika. Induksi adalah
proses penalaran atau penarikan kesimpulan dengan mempertimbangkan benar atau
salahnya tesis dari pengalaman manusia. Deduksi, proses penalaran yang bertolak
dari generalisasi yang kemudian dirumuskan menjadi kesimpulan khusus. Abduksi,
bentuk pembuktian berdasarkan silogisme yang merupakan satu model penalaran
ilmiah sedangkan dialektika menggunakan dialog.
Struktur pengetahuan
membahas bagaimana hubungan antara ilmuwan dengan sense atau data atau hal
sekaligus objek yang diketahui. Hubungan tersebut tergamabar dalam beberapa
pandangan. Objektivisme, sebuah
pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan -dari soal sederhana
sampai dengan teori yang komplek- mempunyai sifat dan ciri yang melampaui
keyakinan dan kesadaran individu yang merancang dan memikirkannya. Subjektivisme,
pandangan yang menekankan unsur atau dimensi subjek dalam menghasilkan
pengetahuan. Manusia akan memberikan sedikit gambaran mengenai “subjektif”.
Subjektif berarti apa yang berasal dari pikiran, bukan dari sumber-sumber objektif, hanya
individual yang tahu.
Maritain
menyatakan bahwa mempelajari epistemologi itu penting dalam menjawab pertanyaan
manusia yang tidak pernah terjawab. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
salah satu aspek yang mendasari kita mempelajari epistemologi karena aspek
tersebut merupakan kekuatan penggerak sosial masa depan. Epistemologi juga
membantu manusia dalam memahami berbagai bentuk pengetahuan dan kekuatannya.
Manusia akan lebih menemukan siapa dirinya dan apa yang tertanam dalam dirinya.
Untuk bidang pendidikan, epistemologi memudahkan
kita dalam memahami asumsi dasar ilmu pengetahuan dan kelebihan kekurangan
metode ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar