Secara
etimologi kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang merupakan gabungan kata dari philos atau philein yang
berarti cinta, mencintai atau pencinta, serta kata Sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmat. Dengan demikian,
secara bahasa filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Cinta sendiri memeliki
arti hasrat yang besar, berkobar-kobar, atau sungguh-sungguh. Sedangkan
kebijaksanaan adalah kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Sedangkan, secara etimologi,
terdapat banyak pengertian tentang filsafat. Namun, secara mendasar filsafat
merupakan hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh untuk menemukan kebenaran
sejati.
Filsafat
merupakan suatu ilmu, meskipun filsafat bukan merupakan ilmu yang biasa, yang
berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Filsafat dapat dikatakan sebagai suatu usaha untuk berpikir yang radikal dan
menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
Filsafat meninjau dengan pertanyaan “apa itu”, “dari mana”, dan “ke mana”.
Disini orang tidak mencari pengetahuan sebab dan akibat suatu masalah sperti
ilmu yang diselidiki ilmu, melainkan orang mencari tahu tentang apa yang
sebenarnya pada barang dan masalah itu, dari mana terjadinya, dan kemana
tujuannya. Menurut Katsoff (dalam Suparlan, 2007:49), filsafat “bukan membuka
roti”. Namun demikian, filsafat dapat menyiapkan tungkunya, menyisikan
noda-noda dari tepungnya, menambah jumlah bumbunya secara layak, dan mengangkat
roti itu dari tungku pada waktu yang tepat. Secara sederhna, hal tersebut
mengartikan bahwa tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia
sebanyak mungkin, mengajukan kritik, dan menilai pengetahuan ini, menemukan
hakikatnya, menertibkan, dan mengatur semuanya itu dalam bentuk sistematik.
Selain
terminology “filsafat”, terdapat pula sejumlah istilah yang serupa dengan
“filsafat” yaitu “falsafah”, “falsati”, atau “filsafati, “berpikir filsofis”
dan “mempunyai filsafat hidup”.
Falsafah:
filsafat itu sendiri
Falsafi
dan Filsafati: bersifat sesuai dengan kaidah-kaidah filsafat.
Berpikir
filosofis: berpikir dengan dasar cinta dan kebijaksanaan.
Mempunyai
filsafat hidup: mempunyai suatu pandangan, seperangkat pedoman hidup, atau
niali-nilai tertentu.
Filsafat dan Perkembangan
Ilmu Komunikasi
Semua makhluk hidup pada dasarnya
berkomunikasi. Bukan hanya manusia, binatang-binatang saja pada dasarnya juga
melakukan komunikasi dengan sesamanya. Komunikasi sebagai praktik sudah ada
seiring dengan diciptakannya manusia, dan manusia menggunakan komunikasi untuk
melakukan aktivitas sosialnya . Oleh
karena itu manusia tidak mungkin untuk tidak berkomunikasi.
Secara
bahasa komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu “communication” yang
mempunyai akar kata dari bahasa latin “comunicare” (Weekly, 1967:338). Kata
“communicare” sendiri memiliki tiga kemungkinan arti, yaitu:
1. “to make common”, atau membuat sesuatu
menjadi umum;
2. “cum + munus”, yaitu saling memberi sesuatu
sebagai hadiah;
3. “cum + munire, yaitu membangun pertahanan
bersama
Sedangkan
secara istilah, terdapat ratusan uraian eksplisit dan implisit untuk
menggambarkan definisi komunikasi. beberapa pengertian komunikasi secara
istilah dalam Oxford English Dictionary:
• Komunikasi adalah informasi yang dismapaikan
dari satu tempat ke tempat lain
• Komunikasi meliputi semua prosedur dimana
pemikiran seseorang mempengaruhi pikiran orang lain.
• Pemindahan informasi, ide, emosi,
keterampilan, dan lain-lain dengan menggunakan symbol-simbol seperti kata,
foto-foto, figure-figur, dan grafik
Stephen
W. Littlejohn(2002:6-7), Seorang pakar komunikasi dari Amerika Serikat
mengatakan bahwa perbedaan tersebut disebabkan dimensi dasar yang digunakan
untuk mendefinisikan komunikasi.
·
Pertama, adalah level observasi atau tingkat
keabstrakan, yakni beberapa definisi bersifat luas dan inklusif sedangkan
sebagian lain justru terbatas.
·
Kedua, adanya level kesenjangan. Sebagian
definisi komunikasi menekankan kepada kesenjangan penyampaian pesan, sementara
sebagian yang lain tidak membatasi pada aspek kesenjangan ini.
·
Ketiga, adalah dimensi penilain normative.
Sebagian definisi menghendaki adanya kesuksesan atau akurasi seperti “
komunikasi adalah pertukaran verbal dari pikiran”, sedangkan sebagian lagi
tidak seperti “komunikasi adalah proses transmisi informasi”.
Secara
mendasar, komunikasi mempunyai 6 unsur sebagai berikut:
·
Komunikasi melibatkan hubungan seseorang
dengan oran lain atau hubungan seseorang dengan lingkungannya, baik dalam
rangka pengaturan atau kordinasi.
·
Proses, yakni aktivitas nontatis, bersifat
terus-menerus. ketika kita bercakap-cakap dengan seseorang misalnya, kita tentu
tidak diam saja.
·
Pesan, yaitu tanda (signal) atau kombinasi
tanda yang berfungsi sebagai stimulus bagi penerima tanda.
·
Saluran (channel), adalah wahana di mana
tanda dikirim.
·
Gangguan (noise), segala sesuatu yang
dapat membuat pesan menyimpang, atau segala sesuatu yang dapat mengganggu
diterimanya pesan. Dapat bersifat fisik, psikis, atau semantis.
Komunikasi
berkembang sesuai paying teorinya yang dibagi menjadi empat golongan besar
yaitu:
·
Discourse of Representative
·
Discourse of Understanding
·
Discourse of Suspicion
·
Discourse of Vurnerabillity
Tidak ada komentar:
Posting Komentar