Rabu, 30 Maret 2016

BAB 3 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Pengetahuan dan Pengetahuan Ilmiah 
            Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya.  Dalam perkembangan selanjutnya, kita mengenal bermacam-macam jenis pengetahuan (pengetahuan agama, pengetahuan sehari-hari, pengetahuan ilmiah). Sedangkan pengetahuan ilmiah merupakan jenis pengetahuan yang memiliki ciri-ciri dan metode serta sistematika tertentu . Dengan demikian, cukup jelas bahwa pengetahuan (knowledge) lebih luas dari pengetahuan ilmiah (science). Pengetahuan ilmiah atau ilmu  pengetahuan hanya salah satu jenis pengetahuan yang memiliki ciri-ciri khusus.

Pengetahuan Sehari-hari dan Pengetahuan Ilmiah (Ilmu Pengetahuan)
            Pengetahuan sehari-hari adalah bentuk pengetahuan yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari. Karena itu, disebut juga dengan pengetahuan eksistensial.
Berbeda dengan pengetahuan sehari-hari, tujuan ilmu pengetahuan/pengetahuan ilmiah adalah (1) untuk menjelaskan mengapa uatu peristiwa terjadi. Di samping untuk menjelaskan fenomena alam, tujuan lainnya dari ilmu pengetahuan, yaitu (2) deskripsi/pemaparan, (3) retrodiksi, (4) prediksi, dan (5) kontrol (Sudarminta, 2002).

Ciri Ilmu Pengetahuan/Pengetahuan Ilmiah
            Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah) adalah pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu serta cara (metode) bagaimana memperoleh dan membuktikan kebenarannya.

 Metodologi dan Filsafat Ilmu Pengetahuan
            Ilmu atau bidang filsafat yang membahas tentang cara-cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan disebut metodologi. Metodologi (juga logika) termasuk bidang yang disebut dengan “tool studies”atau mata pelajaran mengenai “alat”, maksudnya mata pelajaran itu berguna sebagai “alat” bagi pelajaran lain.


Terkait dengan filsafat ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan pada (1) filsafat ilmu pengetahuan umum dan (2) filsafat ilmu pengetahuan khusus. Berhubungan dengan definisi, maka filsafat ilmu pengetahuan dapat dimengerti sebagai refleksi mendasar dan kritis tentang hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. 

Fadillah Satrio Pradhana - 14140110462

BAB 2 EPISTEMOLOGI

EPISTEMOLOGI

Istilah Epistemologi pertama kali digunakan oleh J.F Ferrier pada tahun 1954 untuk membedakannya dengan cabang filsafat lainnya yaitu ontology (Hunnex,1986: 3). Secara kebahasaan (etimologi), istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani yakni episteme dan logos.

Jika kata yang pertama disebutkan berarti pengetahuan (knowlegde), maka kata yang belakangan disebutkan berarti ilmu atau teori (theory). Jadi, jika melihat dari silsilah kebahasaan tersebut, epistemologi dapat dimengerti sebagai teori pengetahuan (theory of knowledge).

Sumber Pengetahuan

Sumber pengetahuan ialah apa yang menjadi titik-tolak atau apa yang merupakan objek pengetahuan itu sendiri. Sumber itu dapat bersifat atau berasal dari “dunia eksternal” atau juga terkait dan berasal dari “dunia internal” atau kemampuan subjek. Dalam sejarah filsafat, Plato dan Aristoteles adalah dua filsuf yang memiliki pandangan yang berbeda terkait sumber pengetahuan.

Adapun R. John Hospers (1967) juga mengemukakan sumber pengetahuan, diantaranya :
1.    Revelation (wahyu)
2.    Faith (kepercayaan)
3.    Sense experience (pengalaman indrawi)
4.    Reason (akal budi)
5.    Authority (otoritas)
6.    Intuition (intuisi)

Model Penalaran
         
Ada beberapa model penalaran, antara lain yakni (1) induksi, (2) deduksi, (3) abduksi, (4) dialektika, dan lain-lain. Adapun induksi dan deduksi adalah dua model penalaran yang paling dominan digunakan dalam dunia ilmiah.

1.    Induksi
Adalah proses penalaran atau penarikan kesimpulan di mana benar-tidaknya tesis (pernyataan/proposisi) ditentukan oleh pengalaman.
2.    Deduksi
Adalah proses penalran yang bertolak dari generalisasi (hal yang umum) lalu kita rumuskan kesimpulan yang lebih khusus
3.    Abduksi
Adalah sebuah bentuk pembuktian berdasarkan silogisme.
4.    Dialektika
Dengan menggunakan metode dialog, Socrates mengajak orang untuk mengajukan pendapatanya. Metode Socrates ini lebih dikenal dengan dialektike tekhne atau seni berdialog. Dengan berdialog dapat dilakukan proses: membandingkan, menyisihkan, memperjelas, hingga menolak kemudian baru ditarik pengertian umum (definisi).

Objek Pengetahuan
          Honderich (1995) menyatakan bahwa objek pengetahuan adalah : 1) gejala alam fisis, 2) masa lalu, 3) masa depan, 4) nilai-nilai (aksiologi); 5) abstraksi, 6) pikiran (philosophy of mind: our own experiences, our own inner states, other minds), (Honderich, 1995: 931).

Struktur Pengetahuan
          Struktur atau situasi pengetahuan (the knowledge situation) membahas bagaimana hubungan antara ilmuwan (the knower, self) dengan sense atau data (experience) atau hal/objek yang diketahui (things known, world) (Hunnex, 1986: 8)

Teori Kebenaran
          Dalam epistemologi dan filsafat ilmu pengetahuan dikenal sejumlah teori kebenaran, yaitu: teori kebenaran korespondensi, teori kebenaran koherensi, teori kebenaran pragmatis, teori kebenaran performatif dan teori kebenaran paradigmatik.

1.    Teori Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi menyatakan bahwa satu teori/proposisi bila proposisi atau teori itu sesuai dengan fakta (kenyataan). Aristoteles menyebut ini dengan teori penggambaran/cermin yang ia rumuskan sebagai “veritas est adaquatio intellectus et rhei”.

2.    Teori Kebenaran Konsistensi atau Koherensi
Dalam teori konsistensi atau koherensi, kebenaran adalah apabila adanya saling hubungan antar putusan-putusan atau keseuaian/ketaatasasan dengan kesepakatan atau pengetahuan yang telah dimiliki. Logika dan matematika adalah contoh yang menerapkan teori kebenaran ini.

3.    Teori Kebenaran Pragmatis
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang lahir di Amerika Serikat akhir abad ke-19, yang menekankan pentingya akal budi (rasio) sebagai sarana pemecahan masalah (problem solving) dalam kehidupan manusia baik masalah yang bersifat teoritis maupun praktis.

4.    Teori Kebenaran Performatif
Teori kebenaran ini berasal dari John Langshaw Austin (1911-1960), seorang filsuf Inggris yang mengemukakan teori tindak bahasa (speech-acts).

5.    Teori Kebenaran Paradigmatis dan Konsensus
Teori kebenaran paradigmatik ini dapat diturunkan dari konsep paradigma Thomas Samual Kuhn. Menurut Kuhn, ilmu pengetahuan dikonstruksi atas paradigma tertentu.


          Makna (Kriteria) Kebenaran dan Postulat Ilmiah
                  
Juliene Ford, sebagaimana dikutip Lincoln dan Guba mengemukakan bahwa kebenaran memiliki empat makna, yaitu:

A.   Kebenaran empiris (kriterianya verifikasi dan falsifikasi)
B.   Kebenaran logis-matematis (kriterianya koherensi dan konsistensi)
C.   Kebenaran etis (ditentukan nilai-nilai moral, misalnya aborsi, euthanasia, kloning dibolehkan atau tidak)
D.   Kebenaran metafisik (tidak dapat dibuktikan, akan diterima sebagai keyakinan paling dasar)

Batas dan Jenis Pengetahuan

          Ditentukan pula oleh alat yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan itu. Adapun terkait jenis pengetahuan, Prof. Dr. Rasyidi mengemukakan jenis pengetahuan sebagai berikut: pertama, pengetahuan tentang benda-benda; kedua, pengetahuan tentang pikiran (mind) orang lain; ketiga, pengetahuan tentang pikiran kita sendiri; keempat, pengetahuan tentang nilai-nilai (etika, estetika) dan; kelima, pengetahuan tentang Tuhan (1987: 45).

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis pengetahuan antara lain:
1.    Pengetahuan biasa,
2.    Pengetahuan ilmiah,
3.    Pengetahuan filosofis,
4.    Pengetahuan teologis.

Macam-macam (Jenis-jenis) Epistemologi

1.    Epistemologi Metafisis
2.    Epistemologi Skeptis
3.    Epistemologi Kritis

Jika kita teliti perkembangan epistemologi dari masa Yunani sampai sekarang, maka fokus kajian (objek) epistemologi dapat pula dibedakan atas:
1.    Epistemologi Individual
2.    Epistemologi Sosial

Alasan Belajar Epistemologi

          Pertama, adalah pertimbangan strategis karena ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi unsur ang dominan dalam zaman modern.

          Kedua, asumsi epistemologi ilmu pengetahuan berkaitan dengan asumsi ontologis dan aksiologis yang biasanya tersembunyi.


          Ketiga, berdasarkan pertimbangan edukatif ( pendidikan), epistemologi membantu peserta didik memahami berbagai bentuk pengetahuan, dan memahami kekuatan dan keterbatasannya sehingga terbentuk pemahaman yang lebih holistik. 

Fadillah Satrio Pradhana - 14140110462

Selasa, 29 Maret 2016

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN


NAMA : Nur Zukhrufillah
NIM     : 14140110413

BAB 3 

  • FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Salam ilmu filsafat pengetahuan menjadi keseluruhan pemikiran, gagasan, dan pemahaman yang dimilili manusia tenting dun dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. sebelum filsafat dan ileum pengetahuan berkembang, lebih dulu berkembang mitos dan pengetahuan pra-ilmiah sebagai jawaban atas berbagai masalah yang dihadapi manusia. 


  • CIRI-CIRI ILMU PENGETAHUAN/PENGETAHUAN ILMIAH
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu serta cara bagaimana memperoleh dan membuktikan kebenarannya.

  sedangkan Van Melsen menemukan ciri-ciri pengetahuan ilmu:
  1. Methods ( memiliki meted (logic dan logos) sebagai dakar pembenaran (justifikasi) teorinya).
  2. Memiliki sister (systematic).
  3. Universal (berlaku di mana saja).
  4. Objektif/intersubjektif.
  5. progresif (dynamos,tear bersifat tentative).
  6. data digunakan (ada kaitannya ankara tear dengan praktik).
  7. tampa pariah (prinsip ilmu demi ilmu).



EPISTEMOLOGY.....


NAMA : Nur Zukhrufillah
NIM     : 14140110413


  • Pengertian Epistemologi 
          istilah epistemology pertama kali digunakan ole J.F. Ferrier para than 1854 until membedakannya dengan cabana filsafat lainnya yaitu ontology. secure kebahasaan (etymologi), istilah epistemologi berasal dari bahasa yunani yakini episteme dan logos, jika kata pertama yang disebut berarti pengetahuan (knowledge), make kata yang belakangan disebutkan berarti ilmu atau teori. jadi, jika dilihat dari segi sisilah kebahasaan tersebut, epistemology data dimengerti sebagai tear pengetahuan.

  • sumber Pengetahuan.

  1. Percepction adalah tanggapan indrawi tergadap fenomena alam ( Empiri )
  2. Memory pengalaman baik langsung atau tidak langsung harus didukung oleh ingatan agar hasil pengalaman hasil pengalaman dapat disusun secara sistematis dan logis ( menjadi pengetahuan)
  3. Reason akal diterima sebagai salah satu ilmu pengetahuan. Penalaran adalah proses yang harus dilalui dalam menarik kesimpulan.
  4. Intropection merupakan sumber pengetahuan dimana manusia melihat ke dalam dirinya sendiri.
  5. Intuition adalah tenaga rohani, suatu kemampuan yang mengatasi rasio, kemampuan untuk menyimpulkan serta memahami secara mendalam.
  6. Authority mengacu pada individu atau kelompok yang dianggap memiliki pengetahuan sahih dan memiliki legitimasi sebagai sumber pengetahuan.
  7. Precognision kemampuan untuk mengetahui sesuatu peristiwa yang akan terjadi.
  8. Clairvoyance adalah kemampuan mempresepsikan peristiwa tanpa menggunakan indra.
  9. Telepathy adalah kemampuan berkomunikasi menggunakan suara atau tanpa nenggunakan bentuk simbolik lain, namun hanya dengan menggunakan kemampuan mental.

  • Mode-Model Penalaran
  1. Induksi proses penalaran lulu penarikan kesimpulan dimana tidaknya tesis ditentukan oleh pengalaman. 
  2. Deduksi proses penalaran yang bertolak dari generalisasi (hal umum) lalu dirumuskan kesimpulan yang lebih khusus.
  3. Abduksi sebum pembuktian berdasarkan silogisme.
  4. Dialektika menggunakan meted dialog.

FILSAFAT YUNANI KUNO.....



Nama : Nur Zukhrufillah
NIM    : 14140110413


  • ZAMAN YUNANI KUNO HINGGA AWAL ABAD XX


    Hakikat Filsafat adalah upaya mencari kebijaksanaan yang mampu memcerahi pengalaman manusia, agar bisa menempatkan diri dan memainkan peranannya secara tepat didalam seluruh kompleksitas pengalaman. salah satu permasalah yang menonjol di bidang filsafat, minimal pada zaman Yunani Kuno (kalau tidak mau menyebutnya sebagai maslah yang tetap relevan samapi saat ini) adalah upaya memahami kenyataan yang ditandai oleh dualitas dari yang satu dan yang banyak.

    Perkembangan ilmu (sains) pada abad XIV merupakan pemicu bergesernya pusat perhatian manusia di dalam upayanya untuk menyatukan pemahamannya mengenai kenyataan. Tokoh-tokoh seperti Kepler dan Galileo meletakkan dasar sain klasik ppada zaman modern, sains model Newton. Maka perkembangan sain modern sangat mempengauhi perkembangan filsafat. Perkembangan ini dipacu lebih cepat lagi dengan Zaman akal budi yang ditandai oleh gerakan pencerahan, pada abad XVII. Dari pembahasan sepintas mengenai sejarah perkembangan filsafat di atas, kiranya ada beberapa hal yang bisa diambil untuk dijadikan alat mengindetifikasi peran filsafat pada umumnya, serta ke dudukannya di antara ilmu-ilmu kontemporer.

 Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:

a)    Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng).
b)    Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat Yunani.
c)      Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil.


  • FILSAFAT DAN PERANNYA


           Dari Pembahasan sepeintas mengenai sejarah perkembangan filsafat di atas, kiranya ada beberapa hal yang bisa diambil untuk dijadikan alat mengidentifikasi peran filsafat pada umumnya, serta kedudukannya di antara ilmu-ilmu kontemporer. dari sejarah kita melihat terjadinya pergeseran fokus perhatian dari zaman ke zaman. Filsafat Yunani Kuno menekankan pentingnhya pemahaman mengenai semesta (kosmos) dengan mencari unsur-unsur, prinsip-prinsip, atau sebab-sebab pertama yang mempersatukan seluruh kenyataan. Oleh sebab itu filsafat sebenarnya mempunyai arena seluruh pengalaman dan segala hal yang ada. hanya saja fokus perhatian tentu saja akan berbeda-beda sesuai dengan minat yang diberikan oleh filsuf yang mempraktekannya. luasnya kemungkinan itu bisa ditunjukkan oleh variasi interpretasi terhdap pengertian filsafat. Filsafat bisa dimengerti sebagai pengetahuan mengenai hal-hal yang mendasar sebagai upaya mencari arti hidup, sebagai ilmu tentang ilmu, sebagai kosmologi spekulatif, sebagai teori bahasa atau sebagai teori diskusi kritis. Sehingga filsafat menetahui segalanya tentang ilmu pengetahuan di dunia ini.


Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno  antara lain, yaitu:
1)    Thales (625-545 SM)                             8) Empledoces (490-435 SM)
2)    Anaxagoras (499-20 SM )                   9) Anaximandros (640-546 SM)    
3)    Democritos (460-370 SM)                    10) Zeno (490-430 SM)
4)    Pythagoras (572-497 SM)
5)    Xenophanes (570 SM)
6)    Heraclitos (535 – 475 SM)
7)    Parmenides (540-475 SM)