Minggu, 10 April 2016

PENGERTIAN, PERKEMBANGAN, DAN MASALAH DASAR FILSAFAT


A.   PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi atau asal usul bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, “philosophia”, yang merupakan penggabungan dua kata yakni “philos” atau “philei” yang berarti “cinta”, “mencintai” atau “pecinta”, serta kata “sophia” yang berarti “kebijaksanaan” atau “hikmat”.
Dengan demikian, secara bahasa, “filsafat” memiliki arti “cinta akan kebijaksanaan”. Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan, artinya kebenaran sejati atau yang sesungguhnya.  Kaitan antara kebijaksaan dan kebenaran dijelaskan oleh Suparlan Suhartono, Ph.D. (2007: 35) bahwa orang yang mencintai kebijaksanaan akan selalu “tertarik” untuk mencari kebenaran.
Filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu yang biasa, yang menyelidiki hakikat sega sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
B.   Perkembangan Filsafat
1.    Filsafat India
Berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan kosmos. Orang India tidak belajar untuk menguasai dunia, melainkan untuk berteman dengan dunia.
2.    Filasafat Cina
Ada tiga tema pokok sepanjang sejarah filsafat Cina, yakni harmoni, toleransi, dan perikemanusiaan. Selalu dicarikan keseimbangan, harmoni, suatu jalan tengah antara dua ekstrem: antara manusia dan sesama, antara manusia dan alam, antara manusia dan surga.
3.    Filsafat Islam
Dalam sejarah pemikiran Islam teologi rasional yang dipelolopri kaum Mu’tazilahh, ciri-ciri dari teologi rasional ini ialah:
a.   Kedudukan akan tinggi di dalamnya, sehingga mereka tidak mau tunduk kepada arti harfiah dari teks wahyu yang tidak sejalan dengan pemikiran filosofis dan imiah.
b.   Akal menunjukkan kekuatan manusia, maka akal yang kuat menggambarkan manusia yang kuat, yaitu manusia dewasa.
Karena itu, aliran ini menganut paham Qadariah, yang berarti di Barat dikenal dengan istilah free-will and free-act, yang membawa kepada konsep manusia yang penuh dinamika, baik dalam perbuatan maupun pemikiran.
4.    Filsafat Barat
a.    Zaman Kuno
Ditandai dengan dimulainya filsafat pra-sokrates di Yunani.
b.   Puncak Zaman Klasik : Sokrates, Plato, dan Aristoteles
Dicapai pada Sokrates, Plato dan Aristoteles.
c.    Zaman Patristik
Patristik (dari kata Latin “Patres”, “Bapa-bapa Gereja”). Ajaran falsafis-teologis dari Bapa-bapa Gereja menunjukkan pengaruh Plotinos.
d.   Zaman Skolastik
Plotinos diambil alih oleh Aristoteles sekitar tahun 1000 M dan terkenal melalui beberapa filsuf Islam dan Yahudi, terutama melalui Avicena (Ibnu Syina, 980-1037), Averroes (Ibnu Rusyd, 1126-1198), dan Maimondes (1135-1204).
e.   Zaman Modern
-      Zaman Renaissance
-      Zaman Pencerahan
-      Zaman Romantik
-      Masa Kini

C.   Masalah-Masalah Dasar Filsafat
1.    Logika sebagai Landasan Penalaran
Istilah “logika” digunakan pertama kali oleh Zeno. Logika dapat berarti suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Logika juga merupakan cabang filsafat yang memplejaran, menyelidiki prosesatau cara berpikir yang benar, yang sehat dan petokan mana yang mesti dipatuhi agar pernyataan yang diambil adalah sah.

Dalam logika, ada empat hukum dasar logika, yaitu:
-      Hukum Identitas
-      Kontradiksi
-      Tiada jalan tengah
-      Cukup alasan

2.    Epistemologi sebagai Landasan Pengetahuan
Epistemologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai bentuk pengenalan dasar pengetahuan, hakikat, dan nilainya. Secara tradisional, yang menjadi pokok permasalahan dalam epistemologi adalah sumber, asal mula dan sifat dasar pengetahuan, yakni bidang, batas, dan jangkauan pengetahuan.
Menurut Suhartono Suparlan, Ph.D., sumberpengetahuan berasa dari:
a.   Kepercayaan yang berdasarkan tradisi.
b.   Kebiasaan-kebiasaan dan agama.
c.    Pancaindera/pengalaman.
d.   Akal pikiran.
e.   Intuisi individual.

3.    Metafisik sebagai Landasan Memahami Hakikat
Metafisika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab adanya segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada.

4.    Metode Filsafat
Menunjuk pada tujuan agar studi filsafat dapat dijelajahi secara tuntas dan tujuan penyelidikan filsafat tercapai (Suhartono Suparlan, Ph.D.)
a.    Metode Zeno
b.   Metode Sokratik
c.    Metode Plato
d.   Metode Aristoteles
e.   Metode Skolastik

D.   Isu-Isu Filosofis Studi Komunikasi
Stephen W. Littlejohn menjelaskan bahwa terdapat sejumlah isu filosofis tentang studi komunikasi, yang disebut “metateori”. Metateori mengajukan sejulah pertanyaan menyangkut sebuah teori yakni apa yang dibahas, bagaimana pengamatan dilakukan, dan bagaimana suatu teori dibentuk.

1.    Isu-isu Epistemologi
a.    Apakah pengetahuan ada karena pengalaman?
b.   Apakah pengetahuan bersifat pasti?
c.    Proses apa yang menyebabkan tumbuhnya pengetahuan?
d.   Apakah pengetahuan sebaiknya dipahami secara terpisah atau menyeluruh?
e.   Apakah pengetahuan harus eksplisit?
2.    Isu Ontologi
a.    Apakah manusia membuat pilihan yang sebenarnya?
b.   Apakah perilaku manusia sebaiknya dipahami secara permanen atau temporal?
c.    Apakah pengalaman manusia bersifat individual atau sosial?
d.   Atas dasar apa komunikasi dikontekstualisasikan?
3.    Isu Aksiologi
a.    Dapatkah teori bersifat bebas nilai atau tidak?
b.   Apakah ilmuwan memengaruhi teori yang dihasilkan atau tidak?
c.    Apakah ilmuwan memengaruhi proses sosial atau tidak?


1 komentar: