A.
PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi atau asal usul bahasa, kata
filsafat berasal dari bahasa Yunani, “philosophia”,
yang merupakan penggabungan dua kata yakni “philos”
atau “philei” yang berarti “cinta”,
“mencintai” atau “pecinta”, serta kata “sophia”
yang berarti “kebijaksanaan” atau “hikmat”.
Dengan
demikian, secara bahasa, “filsafat” memiliki arti “cinta akan kebijaksanaan”.
Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh.
Kebijaksanaan, artinya kebenaran sejati atau yang sesungguhnya. Kaitan antara kebijaksaan dan kebenaran
dijelaskan oleh Suparlan Suhartono, Ph.D. (2007: 35) bahwa orang yang mencintai
kebijaksanaan akan selalu “tertarik” untuk mencari kebenaran.
Filsafat
adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu yang biasa, yang menyelidiki hakikat
sega sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
B.
Perkembangan Filsafat
1.
Filsafat India
Berpangkal pada
keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni
antara individu dan kosmos. Orang India tidak belajar untuk menguasai dunia,
melainkan untuk berteman dengan dunia.
2.
Filasafat Cina
Ada tiga tema pokok
sepanjang sejarah filsafat Cina, yakni harmoni,
toleransi, dan perikemanusiaan. Selalu dicarikan keseimbangan, harmoni, suatu jalan tengah antara dua
ekstrem: antara manusia dan sesama, antara manusia dan alam, antara manusia dan
surga.
3.
Filsafat Islam
Dalam sejarah
pemikiran Islam teologi rasional yang dipelolopri kaum Mu’tazilahh, ciri-ciri
dari teologi rasional ini ialah:
a.
Kedudukan akan tinggi di dalamnya,
sehingga mereka tidak mau tunduk kepada arti harfiah dari teks wahyu yang tidak
sejalan dengan pemikiran filosofis dan imiah.
b.
Akal menunjukkan kekuatan manusia,
maka akal yang kuat menggambarkan manusia yang kuat, yaitu manusia dewasa.
Karena
itu, aliran ini menganut paham Qadariah, yang berarti di Barat dikenal dengan
istilah free-will and free-act, yang membawa kepada konsep manusia yang penuh
dinamika, baik dalam perbuatan maupun pemikiran.
4.
Filsafat Barat
a. Zaman Kuno
Ditandai dengan
dimulainya filsafat pra-sokrates di Yunani.
b. Puncak Zaman Klasik : Sokrates,
Plato, dan Aristoteles
Dicapai pada
Sokrates, Plato dan Aristoteles.
c. Zaman Patristik
Patristik (dari kata
Latin “Patres”, “Bapa-bapa Gereja”). Ajaran falsafis-teologis dari Bapa-bapa
Gereja menunjukkan pengaruh Plotinos.
d. Zaman Skolastik
Plotinos diambil alih
oleh Aristoteles sekitar tahun 1000 M dan terkenal melalui beberapa filsuf
Islam dan Yahudi, terutama melalui Avicena (Ibnu Syina, 980-1037), Averroes
(Ibnu Rusyd, 1126-1198), dan Maimondes (1135-1204).
e. Zaman Modern
-
Zaman Renaissance
-
Zaman Pencerahan
-
Zaman Romantik
-
Masa Kini
C.
Masalah-Masalah Dasar Filsafat
1.
Logika sebagai Landasan Penalaran
Istilah “logika”
digunakan pertama kali oleh Zeno. Logika dapat berarti suatu pertimbangan akal
atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Logika juga merupakan
cabang filsafat yang memplejaran, menyelidiki prosesatau cara berpikir yang
benar, yang sehat dan petokan mana yang mesti dipatuhi agar pernyataan yang
diambil adalah sah.
Dalam logika, ada
empat hukum dasar logika, yaitu:
-
Hukum Identitas
-
Kontradiksi
-
Tiada jalan tengah
-
Cukup alasan
2.
Epistemologi sebagai Landasan Pengetahuan
Epistemologi adalah ilmu yang
mempelajari berbagai bentuk pengenalan dasar pengetahuan, hakikat, dan
nilainya. Secara tradisional, yang menjadi pokok permasalahan dalam
epistemologi adalah sumber, asal mula dan sifat dasar pengetahuan, yakni bidang,
batas, dan jangkauan pengetahuan.
Menurut Suhartono Suparlan, Ph.D.,
sumberpengetahuan berasa dari:
a.
Kepercayaan yang berdasarkan tradisi.
b.
Kebiasaan-kebiasaan dan agama.
c.
Pancaindera/pengalaman.
d.
Akal pikiran.
e.
Intuisi individual.
3.
Metafisik sebagai Landasan Memahami
Hakikat
Metafisika adalah
salah satu cabang filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab
adanya segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada.
4.
Metode Filsafat
Menunjuk pada tujuan
agar studi filsafat dapat dijelajahi secara tuntas dan tujuan penyelidikan
filsafat tercapai (Suhartono Suparlan, Ph.D.)
a. Metode Zeno
b. Metode Sokratik
c. Metode Plato
d. Metode Aristoteles
e.
Metode Skolastik
D.
Isu-Isu Filosofis Studi Komunikasi
Stephen
W. Littlejohn menjelaskan bahwa terdapat sejumlah isu filosofis tentang studi
komunikasi, yang disebut “metateori”. Metateori mengajukan sejulah pertanyaan
menyangkut sebuah teori yakni apa yang dibahas, bagaimana pengamatan dilakukan,
dan bagaimana suatu teori dibentuk.
1.
Isu-isu Epistemologi
a. Apakah pengetahuan ada karena
pengalaman?
b. Apakah pengetahuan bersifat
pasti?
c. Proses apa yang menyebabkan
tumbuhnya pengetahuan?
d. Apakah pengetahuan sebaiknya
dipahami secara terpisah atau menyeluruh?
e. Apakah pengetahuan harus
eksplisit?
2.
Isu Ontologi
a. Apakah manusia membuat pilihan
yang sebenarnya?
b. Apakah perilaku manusia sebaiknya
dipahami secara permanen atau temporal?
c. Apakah pengalaman manusia
bersifat individual atau sosial?
d. Atas dasar apa komunikasi
dikontekstualisasikan?
3.
Isu Aksiologi
a. Dapatkah teori bersifat bebas
nilai atau tidak?
b. Apakah ilmuwan memengaruhi teori
yang dihasilkan atau tidak?
c. Apakah ilmuwan memengaruhi proses
sosial atau tidak?
Terima kasih Jasa Pembuatan Toko Online serta Cara Promosi Online Shop dan Cara Promosi di Instagram dan Cara Promosi Produk juga Cara Berjualan Online dan Cara Berdagang Online serta
BalasHapusGrosir Jilbab Murah serta Jilbab Instan Terbaru dan Jilbab Segi Empat Terbaru
Jasa Pembuatan Web Murah Berkualitas.