Selasa, 05 April 2016

HAKIKAT FILSAFAT KOMUNIKASI



                                      BAB 4 : HAKIKAT FILSAFAT KOMUNIKASI


 Proses komunikasi bisa dilihat dari dua perspektif, yaitu.
  1. Perspektif psikologis: proses komunikasi hendak memperlihatkan bahwa komunikasi adalah aktivitas psikologis sosial yang melibatkan komunikator, komunikan, isi pesan, lambang, dan lain-lain.
  2. Perspektif mekanis: proses komunikasi adalah aktivitas mekanik yang dilakukan oleh komunikator, yang sangat situasional, dan kontekstual.

Menurut Prof. Onong Uchjana Effendi, filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara lebih mendalam, fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis dan komprehensif teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metodenya.

Filsafat komunikasi adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek dari komunikasi dengan menggunakan pendekatan dan metode filsafat sehingga didapatkan penjelasan yang mendasar, utuh, dan sistematis seputar komunikasi.

Menurut Suriasumantri, perspektif ilmu didasarkan pada elemen ontologi (apa), epistemologi (bagaimana), dan aksiologi (untuk apa). Pembentukan perspektif baru didasarkan pada empat elemen, yaitu.
  1. Epistemologi: proses untuk mendapatkan ilmu.
  2. Ontologi: asumsi-asumsi mengenai objek atau realitas yang diteliti.
  3. Metodologis: asumsi-asumsi mengenai gimana cara memperoleh pengetahuan mengenai suatu objek pengetahuan.
  4. Aksiologis: berkaitan dengan posisi value judgement, etika, dan pilihan moral peneliti dalam suatu penelitian.

Menurut Mundt, pers dibagi menjadi lima, yaitu.
  1. Otoriter: sistem pers di mana ada sensor dan lisensi dari pemerintah. Pemerintah menekan kritik sehingga kekuasaan terpelihara.
  2. Sosial- otoriter: pers dimiliki oleh pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.
  3. Libertarian: ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul) untuk menjamin berkembangnya gagasan secara bebas (free market place of ideas).
  4. Sosial-libertarian: pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.
  5. Sosial-sentralis: kepemilikan pemerintah dengan saluran komunikasi terbatas untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.


Bella Fladiner M.F
14140110359

Tidak ada komentar:

Posting Komentar