Dzikra Fanada
14140110240
Kelas B
A. Pengertian Etika
Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa di lakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dibedakan menjadi tiga pengertian pokok,
yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asa atau nilai
yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat.
B. Etika sebagai Cabang Filafat
Etika sering disbut filsafat moral. Etiak merupakan cabang
filsafat yang berbicara mengenai tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan
utama hidupnya.
Etika mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya berbuat
atau bertindak, etika juga menyelidiki dasar semua norma moral.
C. Perbedaan Etika dan Etiket.
Etika
|
Etiket
|
Menyangkut cara perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang atau
kelompok tertentu.
|
Memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak.
|
Tidak memerhatikan orang lain atau tidak.
|
Berlaku dalam pergaulan sosial. Jadi, sellau berlaki ketika ada orang
lain.
|
Bersifat mutlak
|
Bersifat relatif.
|
Menyangkut aspek internal manusia.
|
Menyangkut segi lahiriah saja.
|
D. Perbedaan Moral dan Hukum.
Moral
|
Hukum
|
Bersifat Subjektif
|
Bersifat Objektif
|
Menyangkut perilaku batin seseorang
|
Menyangkut tingkah laku lahiriah manusia saja
|
Sanksi moral adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan merasa tidak
tenang.
|
Sanksi biasanya dapat dipaksakan.
|
Sanksi tidak dapat diubah oleh masyarakat.
|
Sanksi didasarkan pada kehendak masyarakat
|
E. Beberapa Isme dalam Etika
1. Egoisme
Pemikiran etis yang menyatakan bahawa tindakan atau
perbuatan yang paing adalah memberikan manfaat bagi diri sendiri dalam jangka
waktu yang diperlukan atau waktu tertentu.
2. Deontologisme
Pemikiran etis yang menyatakan bahwa baik buruknya tindakan
tidak diukur dari akibat yang ditimbulkan, tetapi berdasarkan sifat tertentu
dari hasil yang dicapainya.
3. Ultilitarianisme.
Pemikiran etika yang melihat bahwa kaidah moral dan baik
buruknya tindakan diukur dari akibat yang ditimbulkannya.
4. Pragmatisme
Pemikiran etis yang menyatakan bahwa perbuatan etis
berhubungan dengan soal pengetahuan praktis yang dilakukan demi kemajuan
masyarakat dan dunia.
F. Etika Komunikasi
Tujuh perspektif etika Komunikasi
1. Perspektif politik. Etika untuk mengembangkan kebiasaan
ilmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan bersikap adil dengan memilih
atas dasar kebebasan, pengutaan motivasi, dan menanamkan penghargaan atas
perbedaan.
2. Perspektif sifat
manusia. Sifat manusia yang paling
mendasar adalah kemampuan berpikir dan kemampuan menggunakan simbol. Ini berarti bahwa tindakan manusia yang
benar-benar manusiawi adalah berasal dari rasionalitas yang sadar atas apa yang
dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya.
3. Perspektif
dialogis. Komunikasi adalah proses transaksi
dialogal dua arah. Sikap dialogal adalah
sikap setiap partisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas keutamaan, seperti keterbukaan, kejujuran,
kerukunan, intensitas, dan lain-lainnya.
4. Perspektif
situasional. Faktor situasional adalah
relevansi bagi setiap penilaian moral.
Ini berarti bahwa etika memerhatikan peran dan fungsi komunikator, standar khalayak, derajat kesadaran, tingkat urgensi pelaksanaan komunikator, tujuan dan nilai khalayak, standar khalayak untuk komunikasi etis.
5. Perspektif
religius. Kitab suci atau habit religius
dapat dipakai sebagai standar mengevaluasi etika ko munikasi. Pendekatan alkitabiah dalam agama bantu
manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih pasti dalam setiap tindakan
manusia.
6. Perspektif
utilitarian. Standar utilitarian untuk
mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi dapat dilihat dari adanya
kegunaan, kesenangan, dan kegembiraan.
7. Perspektif
legal. Perilaku komunikasi yang
legal, sangat disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku dan dianggap sebagai perilaku yang etis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar