Jumat, 01 April 2016

Filsafat, Etika, dan Komunikasi (Pertemuan keenam)



Dzikra Fanada
14140110240
Kelas B


A. Pengertian Etika
Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa di lakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dibedakan menjadi tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. 

B. Etika sebagai Cabang Filafat
Etika sering disbut filsafat moral. Etiak merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan utama hidupnya.
Etika mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak, etika juga menyelidiki dasar semua norma moral. 

C. Perbedaan Etika dan Etiket.
Etika
Etiket
Menyangkut cara perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu.
Memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak.
Tidak memerhatikan orang lain atau tidak.
Berlaku dalam pergaulan sosial. Jadi, sellau berlaki ketika ada orang lain.
Bersifat mutlak
Bersifat relatif.
Menyangkut aspek internal manusia.
Menyangkut segi lahiriah saja.

D. Perbedaan Moral dan Hukum.
Moral
Hukum
Bersifat Subjektif
Bersifat Objektif
Menyangkut perilaku batin seseorang
Menyangkut tingkah laku lahiriah manusia saja
Sanksi moral adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan merasa tidak tenang.
Sanksi biasanya dapat dipaksakan.
Sanksi tidak dapat diubah oleh masyarakat.
Sanksi didasarkan pada kehendak masyarakat

E. Beberapa Isme dalam Etika
1. Egoisme
Pemikiran etis yang menyatakan bahawa tindakan atau perbuatan yang paing adalah memberikan manfaat bagi diri sendiri dalam jangka waktu yang diperlukan atau waktu tertentu.
2.  Deontologisme
Pemikiran etis yang menyatakan bahwa baik buruknya tindakan tidak diukur dari akibat yang ditimbulkan, tetapi berdasarkan sifat tertentu dari hasil yang dicapainya.
3. Ultilitarianisme.
Pemikiran etika yang melihat bahwa kaidah moral dan baik buruknya tindakan diukur dari akibat yang ditimbulkannya.
4. Pragmatisme
Pemikiran etis yang menyatakan bahwa perbuatan etis berhubungan dengan soal pengetahuan praktis yang dilakukan demi kemajuan masyarakat dan dunia.

F. Etika Komunikasi
Tujuh perspektif etika Komunikasi
1. Perspektif politik. Etika untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan bersikap adil dengan memilih atas dasar kebebasan, pengutaan motivasi, dan menanamkan penghargaan atas perbedaan.
2.  Perspektif sifat manusia.  Sifat manusia yang paling mendasar adalah kemampuan berpikir dan kemampuan menggunakan simbol.  Ini berarti bahwa tindakan manusia yang benar-benar manusiawi adalah berasal dari rasionalitas yang sadar atas apa yang dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya. 
3.  Perspektif dialogis.  Komunikasi adalah proses transaksi dialogal dua arah.  Sikap dialogal adalah sikap setiap partisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas keutamaan,  seperti keterbukaan,  kejujuran,  kerukunan,  intensitas,  dan lain-lainnya.
4.  Perspektif situasional.  Faktor situasional adalah relevansi bagi setiap penilaian moral.  Ini berarti bahwa etika memerhatikan peran dan fungsi komunikator,  standar khalayak,  derajat kesadaran,  tingkat urgensi pelaksanaan komunikator,  tujuan dan nilai khalayak,  standar khalayak untuk komunikasi etis. 
5.  Perspektif religius.  Kitab suci atau habit religius dapat dipakai sebagai standar mengevaluasi etika ko munikasi.  Pendekatan alkitabiah dalam agama bantu manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih pasti dalam setiap tindakan manusia. 
6.  Perspektif utilitarian.  Standar utilitarian untuk mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi dapat dilihat dari adanya kegunaan,  kesenangan,  dan kegembiraan. 
7.  Perspektif legal.  Perilaku komunikasi yang legal,  sangat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan dianggap sebagai perilaku yang etis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar