Hakikat komunikasi adalah proses ekspresi antarmanusia. Setiap
manusia punya kepentingan untuk menyampaikan pikiran atau perasaan yang
dipunyai. Tentu saja, ekspresi pikiran dan perasaan itu memakai dan
memanfaatkan bahasa sebagai medium komunikasinya. Dalam bahasa komunikasi,
setiap orang atau sesuatu yang menyampaikan sesuatu disebut sebagai
komunikator. Sesuatu yang disampaikan atau diekspresikan adalah pesan (message).
Seseorang atau sesuatu yang menerima pesan adalah komunikan (communicate).
Posisi manusia dalam komunikasi dapat dilihat pada rumusan
komunikasi dri Lasswell dan Aristoteles. Pola komunikasi menurut Lasswell
mengikuti rumusan “Who say what to whom in what channel with what effect”.
Sedangkan dalam model komunikasi Aristoteles, kedudukan manusia sebagai pelaku
komunikasi meliputi “pembicara” dan “pendengar”. Rumusan komunikasi menurut
Aristoteles terdiri dari emapt unsur yaitu pembicara, argumen, pidato, dan
pendengar.
Sehingga dengan demikian, posisi manusia berada pada “who dan
whom” pada rumusan Lasswell serta “pembicara dan pendengar” pada pola
komunikasi Aristoteles. Maka, menjadi mutlak untuk memahami manusia secara
filosofis agar komunikasi kita menjadi efektif.
1. Definisi manusia
Manusia memiliki tiga anima yaitu anima avegativa/roh vegetatif
tumbuh-tumbuhan, anima sensitiva, dan anima intelektiva. Ciri-ciri manusia
menurut Aristoteles adalah memiliki totalitas (persatuan roh dan jasad). Anima
adalah penyebab hidup, bukan penyebab kesadaran, sedangkan yang menyebabkan
kesadaran adalah “aku”/”rohani”. “Aku” adalah juga yang merasa, sedangkan pusat
panca indera ada di otak, dan punya perangsang masing-masing yang disebut
“adequatus”.
Tiga aliran besar tentang manusia menurut Aristoteles adalah:
a. Materialisme (fisik manusia)
b. Idealisme (keberadaan manusia ada pada
ide)
c. Eksistensialisme (keberadaannya diakui masyarakat sekitar)
2. Kritik Eksistensialisme terhadap Materialisme
Aliran eksistensialisme menentang bahwa aliran materialisme yang
berpendapat tentang manusia hanya beda saja. Yang ditentang oleh kaum
eksistensialisme ialah pendapat kaum materialisme tentang cara manusia berada
di dunia.
Menurut ajaran eksistensialisme, manusia bukan saja berada di
dunia, tapi juga menghadapi dunia dan menghadapi benda lain di dunia. Kesalahan
aliran materialisme terletak pada pandangan materialisme yang mendetotalisasi
manusia, memungkiri totalitas manusia. Mereka mengatakan bahwa manusia hanya
materi, berarti memungkiri manusia sebagai keseluruhan.
Materialisme bertentangan dengan realitas. Jadi salah, dan
kesalahan ini adalah bahwa suatu aspek disamakan dengan keseluruhan, aspek
jasmani dianggap sebagai manusia keseluruhan.
3. Kritik Eksistensialisme terhadap Idealisme
Idealisme menganggap manusia adalahs esuatu yang berpikir suatu
pikiran saja. Pikiran ini merupakan suatu aspek, aspek mana yang dilupakan
materialisme dan sebaliknya, dilebih-lebihkan oleh idealisme. Suatu aspek yang
dianggap sebagai keseluruhan manusia.
Kesalahan idealisme adalah ia memandang manusia hanya sebagai
subjek dan akhirnya sebagai kesadaran semata-mata. Idealisme lupa bahwa manusia
hanya beridiri sebagai manusia karena bersatu dengan realitas sekitarnya.
Sebaliknya, materialisme hanya mau melihat manusia sebagai objek. Ia lupa bahwa
benda di dunia ini hanyalah menjadi objek, karena ada subjek.
Jadi menurut paham eksistensialisme, manusia bukanlah hanya objek
sebagaimana menjadi pandangan ajaran materialisme, tapi juga bukan hanya subjek
atau kesadaran, seperti menjadi anggapan kaum idealisme. Manusia adalah
eksistensi.
4. Ethos, Pathos, Logos
a. Ethos: orang tersebut merupakan pakar dari bidang yang
dikuasainya.
b. Pathos: tampilan emosi
c. Logos: argumentasi komunikasi harus masuk akal
5. Komunikator Humanitis
Adalah diri seseorang yang unik dan otonom, dengan proses mental
mencari informasi secara aktif, yang sadar akandirinya dan keterlibatannya
dengan masyarakat, memiliki kebebasan memilih, dan bertanggung jawab terhadap
perilaku yang diakibatkan.
Teori humanistik bertujuan menggambarkan teori perilaku manusia
yang sederhana dan berdiri sendiri. Seorang komunikator humanistik memiliki
empat ciri, yaitu berpribadi, unik, aktif, sadar diri dan keterlibatan sosial.
Akhir-akhir ini, berbagai perkembangannya yang terjadi memang
cukup menakjubkan, khususnya dalam bidang teknologi terutama dalam hal
informasi dan komunikasi. Teknologi informasi yang adinya dikenal dengan
teknologi komputer, beserta perangkat elektronika lainnya, menjelma menjadi
satu dalam perpaduan kemampuan. Yang awalnya hanya telepon saja kemudian
berkembang sedemikian rupa sehingga berbagai media didunia menjadi teringerasi
satu sama lain.
Akibat berkembangan dari kemampuan teknologi terjadi juga
perubahan yang cukup dramatis di sisiperjalanan dan operasi bisni, yang
menghasilkan pelayanan-pelayanan
baru, termasuk dalam hal pemandaatan jaringan dunia tanpa batas.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang awalnya
analog menjadi digital yang awalnya wired sekarang menjadi wireless. Dari
awalnya hanya telepon menjadi Internet yang memiliki jarigan di seluruh dunia
yang membantu umat manusia membagi info satu sama lain dan tidak ada batasan.
1. Ambivalensi Teknologi Komunikasi
Teknologi media massa memiliki efek yang berbahaya sekaligus
menular bagi masyarakat. Teknologi media massa memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi pola pikir rata-rata audiensnya. Bahkan pada asumsi berikutnya
dalam teori ini dikatakan bahwa ketika pola pikir seseorang sudah terpengaruh
oleh dia, maka semakin lama pengaruh tersebut semakin besar.
Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media, dikarenakan ia
mengalami keterputusan dengan institusi sosial yang sebelumnya justru
melindungi dari efek negatif media.
2. Apa Teknologi itu Netral?
Ada dua jawaban dari pertanyaan tersebut. Ya, jika kita melihat
teknologi dengan segalaprinsip kerjanya. Tidak, jika kita melihat pada manusia
di sekitar teknologi.
a. Global Village
Teknologi komunikasi menciptakan manfaat positif dengan mengatasi
hambatan jarak dan waktusehingga seolah-olah dunia hanyalah sebuah desa.
Manusia dapat berinteraksi di mana pun dan kapan pun. Media massa dan informasi
terbuka lebar sehingga setiap orang punya persepsi yang sama karena kesempatan
akses informasi yang sama.
b. Global Pillage
Teknologi menciptakan manfaat negatif, dengan cara menciptakan
ketergantungan. Manusia menjadi sangat bergantung pada teknologi, tanpa
menyadari bhwa teknologi pada dasarnya hanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan.
3. Aspek Teknologi
a. Technical Aspect
Knowledge, skill, technique, tools/machines, chemicals,
liveware/resouurces, products, dan wastes.
b. Cultural Aspect
Goals, values, ethical codes, belief, awareness, creativity.
c. Organizational Aspect
Economic and industrial activity, proffesional activities, users
and consumers, trade union.
4. Teknologi Komunikasi dan Masyarakat Informasi
Masyarakat informasi adalah suatu masyarakat di mana produksi,
pemrosesan, distribusi, dan konsumsi informasi menjadi aktivitas yang utama.
Sebelum terbentuknya masyarakat ifnromasi, masyarakat terlebih dulu mengalami
fase masyarakat pre-algiculture (bercocok tanam, berburu, tempat tinggal
nomaden), agriculture (bertani, sistem barter), masyarakat industri (penemuan
mesin), baru kemudian masyarakat informasi.
Faktor yang mendorong terbentuknya masyarakat informasi:
a. Konvergensi teknologi
b. Berkembangnya internet
c. Digitalisasi
d. Konvergensi media
e. Merger industri
5. Ekses Teknologi Komunikasi
Ekses (pengarus negatif dari perkembangan teknologi:
a. Perubahan gaya hidup: Teknologi membawa perubahan gaya hidup yaitu
perubahan apa yang dibutuhkan menjadi apa yang diinginkan, begitu pula
sebaliknya.
b. Tantangan karier: perkembangan teknologi
menuntut seseorang untuk menguasai perkembangan tersebut sekaligus menguasai
update dari teknologi. Hal ini mengakibatkan siapa saja yang tidak mengikuti
perkembangan teknologi akan ditinggalkan oleh kompetitor
c. Perubahan regulasi: Regulator dituntut untuk merevisi berbagai
aturan yang tidaklagi sesuai denga perkembangan teknologi.
d. Pergeseran kekuatan: kekuatan sejatinya
berada pada pihak yang penguasai teknologi.
6. Berbagai Paradigma dalam Teknologi Komunikasi
a. Determinisme teknologi: teknologi adalah kekuatan kunci dalam
mengatur masyarakat.
b. Fenomenologi teknologi: memahami teknologi
dalam kaitan dengan fenomena sosial yang melingkupi teknologi.
c. Otoriterianisme: media sebagai alat propaganda pemerintah,
menjustifikasikan versi kebenaran negara/penguasa tentang ebrbagai persoalan
yang muncul di masyarakat.
d. Liberalisme: teknologi media tidak lagi
menjadi alat pemerintah, namun milik pribadi.
e. Tanggung jawab sosial: teknologi media
harus dilepaskan dari intervensi pemerintah, tapi dipertahankan.
7. Pemikiran Jaques Ellul tentang Teknologi Komunikasi
Booming teknologi televisi telat menyebabkan terlepasnya
keterikatan antara satu manusia dengan manusia lainnya dan terlepas antara
masyarakat dan sifatnya.
1. Komunikasi Efektif Menurut Stephen Covey
Ia menekankan konsep interdependency untuk emnjelaskan hubungan
antarmanusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa
yang kita tulis dan katakan, tapi pada karakter kita dan bagaimana kita
menyampaikan pesan kepad apenerima pesan. Jika kata-kata atau tulisan dibangun
dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri
kita yang paling dlaam (etika karakter), orang lain akan melihat atau membaca sikap
kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kukuh
yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat.
2. “Reach” sebagai Hukum Komunikasi Efektif
Hukum komunikasi yang efektif bisa dirangkum dalam satu kata yang
menerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu “reach” yang secara
harafiah berarti “merengkuh” atau “meraih”. Reach sendiri kebanjangan dari
Respect, Emphatic, Audible, Clarity, dan Humble.
a. Respect: menghargai setiap indivisu yang jadi sasaran pesan yang
akan disampaikan.
b. Emphatic: kemampuan untuk menempatkan diri
pada situasi ataukondisi yang dihadapi orang lain.
c. Audible: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik, pesan yang
disampaikan dapat diterma penerima pesan.
d. Clarity: kejelasan pesan sehingga tidak
menimpulkan multi-interpretasi.
e. Humble: sikap rendah hati.
3. “Know Your Audience”
Faktor yang merupakan penunjang efektivitas komunikasi adalah mengetahui
audiens (know your audience), terutama aspek yang ada pada audience:
a. Timing (waktu) yang tepat untuk suatu pesan.
b. Bahasa yang harus digunakan agar pesan
dapat dimengerti.
c. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif
d. Jenis kelompok di mana komunikasi akan
dilaksanakan
4. Faktor pada Komunikator
a. Source credibility: sumber kepercayaan sehingga apa yang
disampaikan akan dipercaya oleh orang lain.
b. Source attractiveness: hal-hal yang bisa
mendatangkan ketertarikan sehingga komunikan akan memperhatikan pesan yang akan
disampaikan. Hal ini bisa bersumber pada ada kesamaan antara komunikator dan
komunikan, kesamaan ideologi lebih kuat dibandingkan kesamaan demografi, dan
komunikator harus bisa menyamakan diri dengan komunikan agar timbul simpati.
5. Hambatan Komunikasi
a. Gangguan komunikasi (mekanistik à alat pengerah suara dan semantik à penggunaan kiasan yang tidak tepat)
b. Kepentingan
c. Motivasi terpendam
d. Prasangka
6. Evasi Komunikasi
Evasi komunikasi adalah pembelokkan komunikasi baik disengaja
maupun tidak. Evasi komunikasi meliputi:
a. Menyesatkan pengertian
b. Mencacatkan pesan komunikasi
c. Mengubah kerangka referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar