Senin, 11 April 2016

TEMA POKOK DALAM ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

A. Manusia Sebagai Pelaku Komunikasi
Dapat dikatakan bahwa proses komunikasi merupakan proses kehidupan manusia. Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari seluruh proses kehidupan konkret manusiawi. Hakikat komunikasi adalah proses ekspresi antarmanusia. Setiap manusia mempunyai kepentingan untuk menyampaikan pikiran atau perasaan yang dipunyai. Dalam setiap kehidupan, manusia memerlukan pemahaman yang lebih mendalam atas segala hal yang dilakukannya, termasuk di dalamnya proses komunikasi.

Proses komunikasi adalah aktivitas yang diperlukan untuk mengadakan dan melakukan tindakan komunikatif, baik yang dilakukan oleh komunikator, komunikan atau aktivitas penyampaian pesan, noise yang bisa saja terjadi dalam setiap tindakan komunikatif lainnya.

1. Definisi Manusia
Sudah menjadi kodrat bahwa manusia adalah makhluk yang berakal budi (homo rationale). Menurut Aristoteles (384-322 SM) sebagaimana dijelaskan Prof. Onong (2003), manusia punya 3 anima (jiwa), yakni :
-Anima avegatativa/roh vegetatif  "tumbuh - tumbuhan" fungsinya makan, tumbuh, dan berkembang biak.
-Anima sensitiva "binatang punya perasaan, naluri, dan nafsu" mampu mengamati, bergerak, dan bertindak
-Anima intelektiva "roh intelek yang dimiliki manusia" berpikir dan berkehendak, serta memiliki kesadaran.

Dengan demikian, ciri manusia menurut Aristoteles adalah memiliki totalitas, yakni persatuan roh dan jasad. Anima adalah penyebab hidup, bukan penyebab kesadaran, sedangkan yang menyebabkan kesadaran adalah "Aku"/rohani.

Pemikiran Aristoteles tentang aliran manusia :
a. Materialisme : manusia ada pada fisiknya
b. Idealisme : keberadaan manusia adalah pada ide
c. Eksistensialisme : melihat manusia pada eksistensinya, sejauh mana keberadaannya diakui oleh masyarakat sekitarnya.

2. Kritik Eksistensialisme Terhadap Materialisme
Aliran eksistensialisme menentang aliran materialisme yang berpendapat bahwa manusia hanyalah benda saja. Yang ditentang kaum eksistensialisme ialah pendapat kaum materialisme tentang cara manusia berada di dunia. Menurut ajaran ekesistensialisme, manusia bukan saja berada di dunia, tetapi juga menghadapi dunia dan menghadapi benda lain di dunia.

Menurut kaum eksistensialis, kesalahan aliran materialisme terletak pada pandangan materialisme yang mendetotalisasi manusia, memungkiri totalitas manusia. Mengatakan bahwa manusia hanya materi, berarti memungkiri manusia sebagai keseluruhan.  

Pandangan materialisme ini sudah menjadi klasik, artinya sudah mempunyai kedudukan yang kuat, tetapi salah. Salah, oleh karena memungkiri keenaran, bahwa manusia itu mengerti, berkehendak dengan bebas, mengerti, dan membina kebudayaan.

3. Kritik Eksistensialisme Terhadap Idealisme
Jika materialisme memandang manusia sebagai materi saja, sesuatu yang ada tanpa subjek, maka idealisme menganggap manusia adalah sesuatu yang berpikir, suatu pikiran saja. Dan pikiran ini merupakan suatu aspek, aspek mana yang dilupakan oleh materialisme, dan sebaliknya dilebih-lebihkan oleh idealisme. Suatu aspek yang dianggap sebagai keseluruhan manusia.

Menurut aliran eksistensialisme, kesalahan idealisme ialah bahwa idealisme memandang manusia hanya sebagai subjek, dan akhirnya sebagai kesadaran semata-mata. Idealisme lupa bahwa manusia hanya berdiri sebagai manusia karena bersatu dengan realitas sekitarnya.

Jadi, menurut paham eksistensialisme, manusia bukanlah hanya objek sebagaimana menjadi pandangan ajaran materialisme, tetapi juga bukan hanya subjek atau kesadaran, seperti menjadi anggapan kaum idealisme. Manusia adalah eksistensi.

4. Ethos, Pathos, dan Logos
Ketiga konsep ini memang awalnya dikembangkan dalam konteks komunikasi retorika atau public speaking. Namun demikian, ketiga konsep tersebut masih relevan dalam konteks komunikasi efektif terutama untuk menjadi komunikator yang andal.
- Ethos 
Sumber kepercayaa yang ditunjukkan oleh seorang komunikator bahwa ia memang pakar dalam bidangnya, sehingga oleh karena ia seorang ahli, maka ia dapat dipercaa.
-Pathos
Tampilan emosi, komunikator harus pas memunculkan semangat dan gairah berkomunikasi.
-Logos
Argumentasi komunikasi harus masuk akal.

5. Komunikator Humanistis
Menurut Prof. Onong Uchyana Effendi, MA (2003:357) komunikator humanistik adalah diri seseorang yang unik dan otonom, dengan proses mental mencari informasi secara aktif, yang sadar akan dirinya dan keterlibatannya dengan masyarakat, emmiliki kebebasan memilih, dan bertanggung jawab terhadap perilaku yang diakibatkan.

Seorang komunikator humanistik memiliki 4  ciri, yakni
-Berpribadi
-Unik
-Aktif
-Sadar diri dan keterlibatan sosial

B. Teknologi Komunikasi
Perkembangan teknologi komunikasi lebih merupakan deret ukur yang memperlihatkan lompatan-lompatan, dengan dimulai dari satu, dua, lalu melompat menjadi empat, lalu melompat lagi menjadi enam belas, dan seterusnya. Maka tidak heran bila pada akhir-akhir ini, berbagai perkembangan yang terjadi memang cukup menakjubkan, khususnya dalam bidang teknologi terutama dalam hal informasi dan komunikasi. Dari yang awalnya single platform sekarang menjadi multiple platform. 

1. Ambivalensi Teknologi Komunikasi
Dalam teori teknologi media dan masyarakat massa misalnya dikatakan bahwa teknologi media memiliki sejumlah asumsi untuk membentuk masyarakat. Teknologi media massa memiliki efek yang berbahaya sekaligus menular bagi masyarakat. Teknologi media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir rata - rata audiensnya. Bahkan pada asumsi berikutnya dalam teori ini dikatakan bahwa ketika pola pikir seseorang sudah terpengaruh oleh media, maka semakin lama pengaruh tersebut semakin besar.

2. Apakah Teknologi Itu Netral?
Ada 2 jawaban atas pertanyaan tersebut, yakni Ya dan Tidak. Ya jika, kita melihat teknologi dengan segala prinsip kerjanya, dan tidak, jika kita melihat pada manusia di sekitar teknologi. Jika kita melihat teknologi sebagai hukum-hukum fisika dan ilmu pengetahuan yang direkayasa beriut perkembangannya sedemikian rupa, maka pada dasarnya kita melihat teknologi sebagai sebuah sistem yang tertutup. Stau dengan kata lain, kita melihat teknologi secara kebendaan. Maka, dengan demikian teknologi adalah netral.

Terkait masalah ambivalensi teknologi komunikasi, Marshal McLuhan pakar kounikasi dari Kanada menyebut dua kemungkinan pengaruh perkembangan teknologi komunikasi, yakni :
-Global Village
Yakni, teknologi komunikasi menciptakan manfaat positif dengan mengatasi hambatan jarak dan waktu, sehingga seolah olah dunia hanyalah sebuah desa.
-Global Pillage
Yakni, teknoogi menciptakan manfaat negatif, dengan cara menciptakan ketergantungan.

3. Aspek Teknologi
Teknologi memiliki 3 aspek yang saling terkait (Arnold Pacey) :
-Technical Aspect
-Cultural Aspect
-Organizational Aspect

4. Teknologi Komunikasi dan Masyarakat Informasi
Masyarakat informasi adalah suatu masyarakat di mana produksi, distribusi, dan konsumsi informasi menjadi aktivitas yang utama. Ada sejumlah faktor yang mendukung terjadinya masyarakat informasi :
-Konvergensi Teknologi
-Berkembangnya Internet
-Digitalisasi
-Konvergensi Media
-Merger Industri

5. Ekses Teknologi Komunikasi
Perkembangan teknologi seperti pisau bermata dua. Satu sisi membawa manfaat, tetapi sisi lain membawa bahaya. Ekses (pengaruh negatif) dari perkembangan teknologi antara lain :
-Perubahan gaya hidup, yakni perubahan apa yang dibutuhkan menjadi apa yang diinginkan, begitupula dengan sebaliknya.
-Tantangan karir --> harus menguasai teknologi dan up to date
-Perubahan regulasi
-Pergeseran kekuatan

6. Berbagai Paradigma Dalam Teknologi Komunikasi 
a. Determinasi Teknologi
Ini berasumsi bahwa teknologi adalah kekuatan kunci dalam mengatur masyarakat. Parameter teknologi adalah efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan. Karenanya, teknologi merupakan simbol kemajuan peradaban manusia.
b. Fenomenologi Teknologi
Yaitu memahami teknologi dalam kaitannya dengan fenomena sosial yang melingkupi teknologi.
c. Otoriterianisme
Ini merupakan paradigma paling tua, ini menempatkan media sebagai alat propaganda pemerintah.
d. Liberalisme
Teknologi media tidak lagi menjadi alat pemerintah, tetapi bisa dimiliki secara pribadi
e. Tanggung jawab sosial
Ini merupakan perkembangan dari paradigma liberal, tetapi harus muncul sensibilitas besar terhadap dampak buruk teknologi liberal, yaitu kepemilikan media yang monopolistik dan dampak-dampaknya terhadap potensi manipulasi informasi oleh kekuatan modal.

7. Pemikiran Jaques Ellul tentang Teknologi Komunikasi
Ia mengatakan bahwa teknologi komunikasi merupakan kekuatan sosial baru yang menjadi kebutuhan manusia. Kita tidak bisa hidup tanpa teknologi, tapi pada saat yang sama kita juga harus menghadapi resiko dan konsekuensi yang dibawa oleh teknologi.

C. Komunikasi Efektif dan Strategi Komunikasi
The Conditions of Success in Communication (Wilbur Schramm) :
-Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan
-Pesan harus menggunakan lambang yang memiliki pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti
-Pesan harus dapat menumbuhkan kebutuhan pribadi komunikan sekaligus menyediakan alternatif mencapai kebutuhan tersebut
-Pesan harus berkaitan dengan kebutuhan kelompok dimana komunikan berada

Nathania Clairine 
14140110369
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar