Minggu, 10 April 2016

MENGAPA PERLU ETIKA KOMUNIKASI?



Bab I
Mengapa Perlu Etika Komunikasi?

Oleh: Adrian Renardi - 14140110108

            Informasi merupakan suatu pesan dari komunikator ke komunikan. Media menjadi medium utama untuk menyampaikan informasi tersebut. Suatu pesan yang diterima dapat bernilai benar dan dapat bernilai keliru. Informasi yang benar tentu akan mencerahkan dan jauh dari kesalahpahaman. Informasi sekiranya harus sesuai dengan kebenaran agar dapat membantu kita mengambil keputusan yang tepat dan menciptakan suatu perdamaian antar manusia.
               
                Dewasa ini kita sebagai warga negara Indonesia hidup pada kehidupan berdemokrasi dimana kita dapat bebas berekspresi dan mendapatkan informasi apapun atas hak publik. Namun sayang kini kita sebagai warga negara mendapatkan informasi yang benar sering tidak dijamin karena adanya kepentingan elite politik dan ekonomi.

            Informasi sering kali dianggap sebagai barang dagangan. Kini informasi sendiri sudah tidak aneh jika memiliki ciri komersial. Bahkan ciri komersial ini kini lebih dikedepankan daripada misi utama media itu sendiri yaitu klarifikasi dan memperkaya demokrasi. Contohnya, wartawan infotainment kini bekerja lebih berorientasi pada keuntungan ketimbang menjunjung tinggi penyampaian informasi yang jernih. Rating menjadi elemen yang terpenting, meninggalkan elemen yang lain. Infotainment seakan berlomba menyiarkan yang sensional atau spektakuler saja, profesionalisme ditinggalkan. Hal seperti ini sudah tidak asing lagi oleh karena itu tidak mengherankan bila media sering mengundang reaksi skeptis dan kecurigaan dari kalangan kaum terdidik. Bila lama kelamaan dibiarkan seperti ini, akan muncul keresahan dari pemirsa, pendengar atau pembaca media. Konsumsi massa menentukan dinamisme komersial dan makna keindahan suatu informasi.

            Sistem media yang lebih mementingkan keuntungan seperti ini membawa perubahan yang mendasar dalam cara intergrasi sosial, reproduksi budaya, dan partisipasi politik. Media menyebarkan nilai-nilai sosial yang tidak hanya ide akan tetapi sudah termasuk nilai-nilai hedonis yang dapat mempengaruhi intergrasi sosial. Hedonisme ini mengabaikan kontrol sosial sehingga norma-norma tradisional meredup. Revolusi teknologi juga membawa media massa menjadi suatu yang mampu memberikan dampak yang besar. Tersediaya informasi secara instan membuat orang tidak menghargai penantian. Sistem media yang telah dimudahkan atau bahkan jauh dari kebenaran (walaupun tidak semuanya) membawa suatu dampak sosial tertentu bagi publik.

            Idealisme media sesungguhnya menuntut untuk dapat menjadi sarana pendidikan yang baik untuk pembaca, pendengar pemirsa yang kritis dan mandiri. Namun muncul suatu dilema bagi media yang selain menjadi medium penyampaian informasi yang terpercaya, media juga harus memerhatikan pragmatisme ekonomi. Antara kepentingan publik dan kepentingan media menjadi dua hal yang tarik menarik. Media oleh karena itu perlu menjaga kualitas dan mutu informasi namun dibarengi dengan ide-ide sehat yang dapat menghadirkan keuntungan bagi media itu sendiri.

            Sebagai wujud kontrol media, dibentuklah lembaga sensor yang dipercaya dapat menjadi ‘wasit’ bagi seluruh media yang ada. Baik atau buruk, beretika atau tidak, sesuai norma atau tidak, memiliki suatu pesan terselubung atau tidak itu tergantung lembaga sensor yang menilai. Ini merupakan suatu perlawanan terorganisir dari masyarakat terhadap media massa yang kebanyakan dimiliki seorang elit atau konglomerat. Namun dewasa ini, sensor telah berubah. Sensor tidak lagi tampak dalam bentuk primer karena bukan lagi masalah menghilangkan, memotong, melarang sejumlah aspek fakta atau menyembunyikannya. Sensor justru menelusup dalam berlimpahnya informasi yang diberitakan sehingga orang tidak mampu melihat lagi apa yang kurang dari suatu informasi. Sensor menjadi ciptaan hiperrealitas.

            Etika komunikasi merupakan tantangan yang tidak mudah. Untuk itu, terdapat tiga syarat agar etika komunikasi terpenuhi Pertama, media mempunyai kekuasaan dan efek yang dahsyat terhadap publik oleh karena itu etika komunikasi digunakan untuk melindungi publik yang lemah. Kedua, etika komunikasi merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab oleh karena itu kritik terhadap informasi media yang melanggar perlu dikritik. Ketiga, mencoba menghindari sedapat mungkin dampak negatif dari logika instrumental. Etika komunikasi digunakan untuk memberikan pencerahan terhadap suatu informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar