Sabtu, 09 April 2016

Filsafat, Etika, dan Komunikasi

Kezia Mariska -14140110212
Review Paper

Sumber foto: http://stylecaster.com/beauty/positive-thinking/

I. Pengertian Etika

Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika juga sering disebut filsafat moral. Etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan utama hidupnya. Etika juga membahas baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Dalam kata lain, etika mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak.

Unsur-unsur pokok etika meliputi kebebasan, tanggung jawab, hati nurani, dan prinsip-prinsip kesadaran moral. Penjelasannya adalah sebagai berikut,
  • Kebebasan: Merupakan unsur pokok dan utama dalam etika. Etika menjadi bersifat rasional karena etika selalu mengandaikan kebebasan. Kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri.
  • Tanggung Jawab: Kemampuan individu untuk menjawab segala pertanyaan yang mungkin timbul dari tindakan-tindakan. Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak, bila diminta penjelasan tentang perbuatannya.
  • Hati Nurani: Penghayatan tentang nilai baik atau buruk berhubungan dengan situasi konkret. Hati nurani yang memerintahkan atau melarang suatu tindakan menurut situasi, waktu, dan kondisi tertentu. Dengan demikian, hati nurani berhubungan dengan kesadaran. Kesadaran adalah kesanggupan manusia untuk mengenal dirinya sendiri dan karena itu berefleksi tentang dirinya.
  • Prinsip Kesadaran Moral: Beberapa tataran yang perlu diketahui untuk memosisikan tindakan individu dalam kerangka nilai moral tertentu. Prinsip tindakan moral mengandaikan pemahaman menyeluruh individu atas seluruh tindakan yang dilakukan sebagai seorang manusia.
II. Hubungan Filsafat dan Etika

Filsafat adalah seperangkat keyakinan dan sikap, cita-cita, aspirasi-aspirasi, dan tujuan-tujuan, nilai dan norma, aturan dan prinsip etis. Filsafat juga pencari kebenaran mengenai suatu persoalan dan memberi pertimbangan nilai untuk melaksanakan hubungan-hubungan kemanusiaan secara benar dan juga berbagai pengetahuan tentang apa yang buruk dan baik untuk memutuskan bagaimana seseorang harus memilih atau bertindak dalam kehidupannya.

Sama dengan definisi etika sebelumnya, filsafat pun memiliki unsur-unsur yang sama dalam etika. Orientasi nilai dalam pengertian filsafat sebelumnya mencakup keahlian manusia menilai sifat atau hakikat manusia sebagai baik, atau campuran antara baik dan buruk.

Dalam filsafat, prinsip etik membantu manusia mengatur dan memberi makna dan kesatuan yang bulat terhadap kepribadian kita, memotivasi kita dalam memilih perilaku, tujuan, dan gaya hidup kita, serta memungkinkan kita memperoleh landasan pembenaran dan pengambilan keputusan terhadap tindakan yang kita lakukan.

III.  Etika Komunikasi

Etika komunikasi mencoba untuk mengelaborasi standar etis yang digunakan oleh komunikator dan komunikan. Terdapat tujuh perspektif etika komunikasi yang bisa dilihat yaitu,
  1. Perspektif Politik: Etika digunakan untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan sikap adil dengan memilih atas dasar kebebasan, motivasi, dan penghargaan atas perbedaan.
  2. Perspekitf Sifat Manusia: Tindakan manusia yang berasal dari rasionalitas-sadar atas apa yang dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya.
  3. Perspektif Dialogis: Sikap setiap partisipan yang ditandai oleh kualitas keutamaan, seperti keterbukaan, kejujuran, kerukunan, dan lain-lain.
  4. Perspektif Situasional: Etika memerhatikan peran dan fungsi komunikator, standar khalayak, derajat kesadaran, tingkat urgensi pelaksanaan komunikator, tujuan dan nilai khalayak, standar khalayak untuk komunikasi etis.
  5. Perspektif Religius: Pendekatan alkitabiah dalam agama membantu manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih pasti dalam setiap tindakan manusia.
  6. Perspektif Utilitarian: Untuk mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi dapat dilihat dari adanya kegunaan, kesenangan, dan kegembiraan.
  7. Perspektif Legal: Disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan dianggap sebagai perilaku yang etis.

Sumber:
Fotokopi paper dengan judul “Filsafat, Etika, dan Komunikasi” (Bagian Ketiga, Kajian Tematis: Etika Komunikasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar