Kezia
Mariska -14140110212
Review
Paper
Sumber foto: http://stylecaster.com/beauty/positive-thinking/
I.
Pengertian Etika
Dalam istilah
filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang
apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
atau masyarakat.
Etika juga sering
disebut filsafat moral. Etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai
tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan utama hidupnya. Etika juga
membahas baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta
sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Dalam kata lain, etika
mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak.
Unsur-unsur pokok
etika meliputi kebebasan, tanggung jawab, hati nurani, dan prinsip-prinsip
kesadaran moral. Penjelasannya adalah sebagai berikut,
- Kebebasan: Merupakan unsur pokok dan utama dalam etika. Etika menjadi bersifat rasional karena etika selalu mengandaikan kebebasan. Kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri.
- Tanggung Jawab: Kemampuan individu untuk menjawab segala pertanyaan yang mungkin timbul dari tindakan-tindakan. Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak, bila diminta penjelasan tentang perbuatannya.
- Hati Nurani: Penghayatan tentang nilai baik atau buruk berhubungan dengan situasi konkret. Hati nurani yang memerintahkan atau melarang suatu tindakan menurut situasi, waktu, dan kondisi tertentu. Dengan demikian, hati nurani berhubungan dengan kesadaran. Kesadaran adalah kesanggupan manusia untuk mengenal dirinya sendiri dan karena itu berefleksi tentang dirinya.
- Prinsip Kesadaran Moral: Beberapa tataran yang perlu diketahui untuk memosisikan tindakan individu dalam kerangka nilai moral tertentu. Prinsip tindakan moral mengandaikan pemahaman menyeluruh individu atas seluruh tindakan yang dilakukan sebagai seorang manusia.
II.
Hubungan Filsafat dan Etika
Filsafat adalah seperangkat
keyakinan dan sikap, cita-cita, aspirasi-aspirasi, dan tujuan-tujuan, nilai dan
norma, aturan dan prinsip etis. Filsafat juga pencari kebenaran mengenai suatu
persoalan dan memberi pertimbangan nilai untuk melaksanakan hubungan-hubungan
kemanusiaan secara benar dan juga berbagai pengetahuan tentang apa yang buruk
dan baik untuk memutuskan bagaimana seseorang harus memilih atau bertindak
dalam kehidupannya.
Sama dengan
definisi etika sebelumnya, filsafat pun memiliki unsur-unsur yang sama dalam
etika. Orientasi nilai dalam pengertian filsafat sebelumnya mencakup keahlian
manusia menilai sifat atau hakikat manusia sebagai baik, atau campuran antara
baik dan buruk.
Dalam filsafat,
prinsip etik membantu manusia mengatur dan memberi makna dan kesatuan yang
bulat terhadap kepribadian kita, memotivasi kita dalam memilih perilaku,
tujuan, dan gaya hidup kita, serta memungkinkan kita memperoleh landasan
pembenaran dan pengambilan keputusan terhadap tindakan yang kita lakukan.
III.
Etika Komunikasi
Etika komunikasi
mencoba untuk mengelaborasi standar etis yang digunakan oleh komunikator dan
komunikan. Terdapat tujuh perspektif etika komunikasi yang bisa dilihat yaitu,
- Perspektif Politik: Etika digunakan untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan sikap adil dengan memilih atas dasar kebebasan, motivasi, dan penghargaan atas perbedaan.
- Perspekitf Sifat Manusia: Tindakan manusia yang berasal dari rasionalitas-sadar atas apa yang dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya.
- Perspektif Dialogis: Sikap setiap partisipan yang ditandai oleh kualitas keutamaan, seperti keterbukaan, kejujuran, kerukunan, dan lain-lain.
- Perspektif Situasional: Etika memerhatikan peran dan fungsi komunikator, standar khalayak, derajat kesadaran, tingkat urgensi pelaksanaan komunikator, tujuan dan nilai khalayak, standar khalayak untuk komunikasi etis.
- Perspektif Religius: Pendekatan alkitabiah dalam agama membantu manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih pasti dalam setiap tindakan manusia.
- Perspektif Utilitarian: Untuk mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi dapat dilihat dari adanya kegunaan, kesenangan, dan kegembiraan.
- Perspektif Legal: Disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan dianggap sebagai perilaku yang etis.
Sumber:
Fotokopi paper dengan
judul “Filsafat, Etika, dan Komunikasi” (Bagian Ketiga, Kajian Tematis: Etika
Komunikasi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar