A. Pengertian Simbolis Interaksionisme
Teori simbolis interaksionisme dikembangkan oleh kelompok The Chicago School dengan tokoh-tokohnya seperti George Herbert Mead dan George Herbert Blumer. Blumer meyakini bahwa studi manusia tidak bisa diselenggarakan di dalam cara yang sama dari ketika studi tentang benda mati. Ia menekankan pentingnya pengamatan peserta di dalam komunikasi.Teori ini berpijak pada premis bahwa:
-manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna yang ada pada "Sesuatu" itu bagi mereka
-makna tersebut berasal atau muncul dari "interaksi sosial seseorang dengan orang lain"
-makna tersebut disempurnakan melalui proses penafsiran pada saat "proses interaksi sosial" berlangsung
Pemberian makna tidak didasarkan pada makna normatif, yang telah dibakukan sebelumnya, tetapi hasil dari proses oleh mental yang terus-menerus disempurnakan seiring dengan fungsi instrumentaknya, yaitu sebagai pengarahan dan pembentukkan tindakan dan sikapaktor atas sesuatu tersebut.
B. Komunikasi Sebagai Proses Interaksi Simbolis
Joel M.Charon dalam bukunya "Symbolic Interactionism" mendefiniskan interaksi sebagai "aksi sosial bersama: individu-individu berkomunikasi satu sama lain mengenai apa yang mereka lakukan dengan mengorientasikan kegiatannya kepada dirinya masing-masing.
C. Istilah Pokok Teori Simbolis Interaksionisme
1. Identities, yakni pemaknaan diri dalam suatu pengambilan peran.
2. Language, yakni suatu sistem simbol yang digunakan bersama diantara anggota kelompok sosial.
3. Looking glass-self, yakni gambaran mental sebagai hasil dari mengambil peran orang lain
4. Meaning, yakni tujuan dan atribut bagi sesuatu
5. Mind, yakni proses mental yang terdiri dari self, interaksi, dan refleksi, berdasarkan simbol sosial yang didapat.
6. Role taking, yakni kemampuan untuk melihat diri seseorang sebagai objek, sehingga diperoleh gambaran bagaimana dia lain melihat orang lain tersebut.
7. Self-concept, yakni gambaran yang kita punya tentang siapa dan bagaimana diri kita yang dibentuk sejak kecil melalui interaksi dengan orang lain.
8. Self-fulfilling prophecy, yakni tendensi bagi ekspetasi untuk memunculkan respon bagi orang lain yang diantisipasi oleh kita.
D. Pemikiran George Herbert Mead
Ia mengatakan bahwa pikiran manusia mengartikan dan menafsirkan benda-benda dan peristiwa yang dialaminya, menerangkan asal muasalnya dan menerangkannya. Pikiran manusia menerobos dunia luar, seolah-olah mengenalnya dari balik penampilannya.
1.Konsep Mead tentang MIND
Ia mendefinisikannya sebagai fenomena yang tumbuh dan berkembang dalam proses sosial sebagai hasil dari interaksi. Mind dalam hal ini mirip dengan simbol, yakni sebagai hasil dari interaksi sosial.
2. Konsep Mead tentang SELF
Sebuah proses yang tumbuh dalam keseharian sosial yang membentuk identitas diri.
3. Konsep Mead tentang SOCIETY
Merupakan kumpulan self yang melakukan interaksi dalam lingkungan yang lebih luas yang berupa hubungan personal, kelompok intim, dan komunitas.
E. Pemikiran George Herbert Blumer
Dasar pemikiran teori interaksionisme simbolis:
-Manusia berperilaku terhadap hal-hal berdasarkan makna yang dimiliki hal-hal tersebut baginya
-Makna hal-hal tersebut berasal dari atau muncul dari interaksi sosial yang pernah dilakukan dengan orang lain
-Makna-makna itu dikelola dalam dan diubah melalui proses penafsiran yang dipergunakan oleh orang yang berikatan dengan hal-hal yang dijumpai.
1.Konsep Blumer tentang MEANING, LANGUAGE, SOCIETY
-Meaning, merupakan dasar bagi kita untuk bertindak terhadap segala sesuatu
-Language, makna yang tumbuh dalam interaksi sosial menggunakan bahasa
-Thought, merupakan interpretasi individu atas simbol yang dimodifikasi melalui proses berpikir seseorang.
2. Konsep Pokok Blumer tentang Teori Simbolis Interaksionisme
-Konsep diri
-Konsep kegiatan
-Konsep Objek
-Konsep Interaksi Sosial
-Konsep aksi bersama
Nathania Clairine
14140110369
Tidak ada komentar:
Posting Komentar