Simbolis interaksionisme
didefinisikan sebagai “cara kita menginterpretasikan dan memberi makna pada
lingkungan di sekitar kita melalui cara kita berinteraksi dengan orang lain”. Teori
ini focus pada cara orang berinteraksi melalui symbol yang berupa kata, gerak
tubuh, peraturan dan peran. Perspektif simbolis interaksionism mendasarkan
pandangannya pada asumsi bahwa manusia mengembangkan suatu set symbol yang
kompleks untuk memberi makna terhadap dunia. Karenanya maka muncul melalui
interaksi manusia dengan lingkungannya.
Asumsi pokok simbolis
interaksionisme:
a.
Individu dilahirkan tanpa punya konsep diri. Konsep
diri dibentuk dan berkembang melalui komunikasi dan interaksi sosial.
b.
Konsep diri terbentuk ketika seseorang bereaksi
terhadap orang lain dan melalui persepsi atas perilaku tersebut.
c.
Konsep diri, setelah mengalami perubahan,
menjadi motif dasar dari tingkah laku.
d.
Manusia adalah makhluk yang unik karena
kemampuannya menggunakan dan mengembangkan symbol untuk keperluan hidupnya. Binatang
menggunakan symbol dalam taraf yang amat terbatas, sedangkan manusia selain
menggunakan, juga menciptakan dan mengembangkan symbol.
e.
Manusia beraksi terhadap segala sesuatu
tergantung bagaimana ia mendefinisikan sesuatu tersebut. Misalnya, bila kita sudah
memandang si A sebagai pembohong, maka kita tidak akan pernah percaya apa yang
si A katakana walaupun benar.
f.
Makna merupakan kesepakatan bersama di
lingkungan sosial sebagai hasil interaksi. Sebagai contoh, suatu produk media
dianggap porno atau bukan tentu yang menilai adalah komunitas dimana produk
media tersebut didistribusikan dan dikonsumsi. Maka dengan demikian, bisa jadi
suatu produk media dianggap porno disuatu kelompok masyarakat dan tidak porno
bagi kelompok masyarakat lain.
Istilah pokok teori simbolis
interaksionisme
1.
Identities
(identitas), yakni pemaknaan diri dalam suatu pengambilan peran. Bagaimana kita
memaknai diri kita itulah proses pembentukan identitas, yang kemudian
disinergikan dengan lingkungan sosial.
2.
Language (bahasa),
yakni suatu sistem symbol yang digunakan bersama diantara anggota kelompok
sosial. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dan representasi.
3.
Looking glass
self (cara melihat diri), yakni gambaran mental sebagai hasil dari
mengambil peran orang lain.
4.
Meaning (makna),
yakni tujuan dan atribut bagi sesuatu. Meaning ditentukan oleh bagaimana kita
merespon dan menggunakannya.
5.
Mind (pikiran),
yakni proses mental yang terdiri dari self, interaksi, dan refleksi,
berdasarkan symbol sosial yang didapat.
6.
Role taking
(bermain peran), yakni kemampuan untuk melihat diri seseorang sebagai
objek, sehingga diperoleh gambaran bagaimana dia lain melihat orang lain
tersebut.
7.
Self-concept
(konsep diri), yakni gambaran yang kita punya tentang siapa dan bagaimana
diri kita yang dibentuk sejak kecil melalui interaksi dengan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar